Deputi Kemenpora RI Paparkan Tiga Langkah Pemuda Sebagai Agen PerubahanÂ
PEKANBARU - Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI, Prof Dr Asrorun Ni'am Sholeh memaparkan tiga langkah pemuda sebagai agen perubahan. Perubahan ini menuntut respon yang cepat dan kecepatan itu dimiliki oleh anak-anak muda.
"Ketika kita berkomitmen untuk merespons perubahan, maka mau tidak mau tentu harus ada peran anak muda di dalamnya," kata Prof Dr Asrorun Ni'am Sholeh saat diwawancarai usai memberikan sambutan pada kegiatan Rakor Kepemudaan bagi organisasi kepemudaan dan pengurus BEM se Pekanbaru Tahun 2023, di Hotel Mutiara Merdeka, Kamis (25/05/2023).
Pihaknya memaparkan terdapat tiga langkah pemuda sebagai agen perubahan, yang pertama pemerintah harus memberikan ruang kepada para pemuda untuk berperan yang luas agar pemuda-pemudi ini bisa mengambil peran publik mulai dari urusan sosial, politik juga ekonomi.
"Di level pemerintahan, Presiden RI mengangkat Menteri Pemuda dan Olahraga yang sangat muda dari sisi usia. Akan tetapi, konsentrasi ini tidak hanya usia, melainkan harus memiliki kompetensi diri," paparnya.
Oleh karena itu, tuntutan transformasi masyarakat menuju kondisi yang lebih baik harus ada dukungan dari anak-anak muda yang siap masuk dalam ruang kepemimpinan tersebut.
Langkah yang kedua, di tengah kompetisi global yang sangat kompetitif maka perlu adanya inovasi, kreativitas yang dimiliki oleh anak anak muda khususnya di tiga bidang yaitu bidang kewirausahaan, jiwa kepemimpinan atau leadership dan kepeloporan juga sukarelawan.
"Inovasi dan kreativitas di bidang kewirausahaan ini harus ada. Karena, itu menjadi salah satu inti dari komitmen membangun kemandirian kita sebagai bangsa," ungkap Prof Dr Asrorun Ni'am Sholeh.
"Selain itu, dengan jiwa kepemimpinan atau leadership yang mampu meramu berbagai pandangan, mampu berada dalam posisi moderat di tengah-tengah perbedaan juga polaritas masyarakat. Maka, akan menjadi daya ungkit yang mempercepat transformasi sosial masyarakat kita menuju Indonesia maju yang kita diimpikan," lanjutnya.
Kemudian, langkah yang ketiga ada kepeloporan dan sukarelawanan. Bagaimanapun, saat ini berada dalam lingkungan masyarakat bangsa yang terbuka, menuntut adanya komitmen kebersamaan, sepenanggungan dan juga jiwa tolong-menolong.
"Komitmen itu harus muncul menjadi salah satu fitrah lahirnya pemuda-pemuda yang adaptif dan antisipatif ke depannya," tandas Prof Dr Asrorun Ni'am Sholeh.
(Mediacenter Riau/nb)






Lapor
Whatsapp Riau Mendengar
Rumah Data
JDIH
e-keuangan
Media Center
Bappeda Prov Riau
MATABANSOS
BANSOS KEMENSOS











