Kanker Serviks Harus Dideteksi Sejak DiniÂ
PEKANBARU - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Riau, Tengku Hidayati Effiza mengatakan bahwa kanker serviks masih tercatat sebagai penyakit mematikan di kalangan kaum wanita, sehingga deteksi dini kanker serviks penting dilakukan.
"Pada isu kesehatan satu diantara ancaman nyata yang menghantui perempuan adalah kanker serviks, kanker ini harus kita deteksi sedari dini karena akan menimbulkan permasalahan yang serius dikemudian hari," ujarnya dalam acara Bincang Santai Kenali Dini Kanker Serviks di Riau Command Center, Jumat (31/12/2021).
Deteksi dini kemungkinan mampu mencegah kanker serviks berkembang ke tahap yang lebih berat, karena semakin dini dapat dilakukan pengobatan. Selain itu, deteksi dini juga dapat menjadi acuan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui stadium kanker serviks.
Hal senada juga disampaikan Ketua I TP PKK Provinsi Riau Suti Mulyati Edy, mengatakan bahwa kanker leher rahim atau yang biasa dikenal dengan kanker serviks merupakan kanker terbanyak yang menyerang dan pembunuh utama bagi kaum wanita.
"Saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang wanita di dunia setelah kanker payudara," jelasnya.
Menurutnya penanganan kanker serviks biasanya kurang maksimal karena masih banyak ibu-ibu atau kaum wanita yang masih malu untuk melakukan pemeriksaan.
"Kita sering mendengan ungkapan bijak 'mencegah lebih baik dari pada mengobati' karena apabila diketahui sejak awal, penyakit tersebut akan lebih cepat ditangani dan berpeluang besar dapat dicegah, dengan cara mengubah faktor perilaku dan pola makan," ungkapnya.
Sementara itu, Spesialis Kandungan Konsultan Onkologi RSUD Arifin Achmad Ari Hidayat menyebutkan beberapa cara untuk melakukan mendeteksi kanker serviks sejak dini, meliputi pertama, pemeriksaan pap smear.
Pemeriksaan ini sangat direkomendasikan untuk wanita yang telah aktif berhubungan seksual, atau setidaknya sudah berusia lebih dari 21 tahun ke atas.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya pertumbuhan sel abnormal di dalam rahim dan leher rahim (serviks). Hasil dari tes inilah yang nantinya dapat menunjukkan apakah terdapat perubahan sel maupun tanda-tanda ketika tubuh Anda sudah mulai, atau akan mengembangkan sel kanker di dalam serviks.
Kedua, pemeriksaan Human Papilloma Virus (HPV). Pemeriksaan HPV adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi virus HPV. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil dan mengumpulkan sel-sel dari dalam leher rahim atau serviks.
Ketiga, pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat atau IVA. Tes IVA juga menjadi salah satu cara mendeteksi dini kanker serviks yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk memeriksa kondisi leher rahim.
Cara mendeteksi kanker serviks dengan cara yang satu ini dilakukan dengan menggunakan asam asetat atau asam cuka dengan kadar 3-5 persen, yang kemudian diusapkan pada leher rahim.
Di sepanjang tahun 2021, Ari membeberkan data pengidap kanker serviks di RSUD Arifin Achmad. Data ini dirangkum per tanggal 31 Desember, jadi masih segar untuk mengetahui jumlah penderita kanker serviks di Provinsi Riau.
Adapun Pekanbaru 33 orang, Bengkalis 13 orang, Kampar 12 orang, Indragiri Hulu 7 orang, Kuantan Singingi 7 orang, Rokan Hilir 7 orang, Siak 6 orang, Dumai 6 orang, Rokan Hulu 5 orang, Kepulauan Meranti 4 orang, Indragiri Hilir 4 orang, Pelalawan 1 orang.
"Jadi disepanjang tahun 2021, jumlah kanker serviks di Provinsi Riau mencapai 105 orang," pungkasnya. (Mediacenter Riau/nv)
(Mediacenter Riau/nv)