
Gubri Abdul Wahid Hadiri Dialog Kebangsaan, Soroti Isu Terorisme dan Narkoba
PEKANBARU - Gubernur Riau, Abdul Wahid, menghadiri dialog kebangsaan yang diikuti oleh perwakilan mahasiswa se-Provinsi Riau. Acara ini diselenggarakan di Gedung Daerah Balai Serindit, Komplek Kediaman Gubernur, Kota Pekanbaru, Rabu (26/3/2025).
Acara ini bertujuan memperkuat persaudaraan dan menjaga keutuhan bangsa dengan menghadirkan narasumber dari berbagai lembaga. Seperti Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Eddy Hartono, serta anggota DPR RI, Mafirion dan Siti Aisyah.
Dalam sambutannya, Gubernur Abdul Wahid mengungkapkan rasa bangganya karena Riau menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Ia berharap forum ini dapat merajut nilai-nilai kebangsaan dan memperkuat semangat persatuan di tengah masyarakat.
"Kami merasa bangga bahwa bisa ditempatkan acara ini di Provinsi Riau. Mudah-mudahan dengan forum dialog kebangsaan ini mampu merajut nilai-nilai kebangsaan," ujar Wahid.
Lebih lanjut, Wahid menyoroti perkembangan terorisme yang masih menjadi ancaman bagi bangsa, terutama akibat pemahaman yang keras dan ekstrem. Ia menegaskan bahwa pemikiran yang tertutup, dapat memicu gesekan di tengah masyarakat, yang pada akhirnya menimbulkan konflik.
"Dahulu, Riau sering terjadi aksi terorisme. Kepolisian memiliki catatan tersendiri terkait hal ini. Namun, alhamdulillah, indeks kerukunan beragama Riau kini berada di posisi kedua nasional," ungkapnya.
Wahid menekankan bahwa satu diantara faktor utama yang berperan dalam menjaga persatuan di Riau adalah adanya dialog yang terus dilakukan di berbagai lapisan masyarakat. Oleh karena itu, ia sangat mendukung penyelenggaraan acara ini secara rutin.
"Kalau perlu, acara ini diadakan sebulan sekali agar internalisasi kebangsaan semakin menjiwai. Bukan hanya di ibu kota provinsi, tetapi juga di kabupaten-kabupaten, terutama di wilayah perbatasan," terangnya.
Selain itu, ia juga mengkhawatirkan ancaman lain yang tak kalah serius, yaitu peredaran narkoba. Ia menyebut bahwa narkoba saat ini telah menjadi bentuk lain dari terorisme yang merusak generasi muda.
"Terorisme ini bukan hanya soal pemahaman, tetapi juga masuk ke kejahatan lainnya seperti narkoba. Ini menjadi tantangan besar bagi kita di Riau," katanya.
Menurutnya, posisi geografis Riau yang berbatasan dengan negara lain menjadikannya sebagai jalur strategis bagi peredaran narkoba. Ia menyebut bahwa banyak pelabuhan tikus yang menjadi jalur masuk barang haram tersebut, sehingga pengawasannya perlu diperketat.
"Saya sudah berdiskusi dengan Kepala BIN, dan kita sepakat bahwa salah satu tantangan terbesar di Riau adalah memberantas narkoba. Kita harus berjibaku untuk mengatasi ini," tegasnya.
Orang nomor satu di Riau itu juga menegaskan bahwa upaya pemberantasan narkoba harus dilakukan secara komprehensif, tidak hanya oleh penegak hukum, tetapi juga melalui peran aktif masyarakat dan mahasiswa.
Ia berharap mahasiswa yang hadir dalam forum ini dapat menjadi agen perubahan dalam menyebarkan pemahaman yang benar di lingkungannya masing-masing.
"Maka kita harus berjibaku, untuk membasmi dan memprioritaskan hal ini. Oleh karena itu, perlu kita kawal, maka jangan hanya soal pemahaman, namun narkoba ini juga menjadi bahagian yang tidak kalah," pungkasnya.
(Mediacenter Riau/Alw)