Hari Kopi Sedunia: Menyelisik Biji Istimewa dari Kepulauan Meranti Riau
Pekanbaru - Di tengah hiruk pikuk perayaan Hari Kopi Sedunia, mari kita menyelami kedalaman rasa sebuah kopi istimewa yang berasal dari tanah air sendiri. Kopi liberika Meranti, permata tersembunyi dari Kepulauan Meranti, Riau, tengah bersinar dengan karakteristik uniknya yang menggugah selera.
Di jantung pulau Rangsang, Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, tersembunyi sebentuk mahkota hijau yang menyimpan rahasia nikmat. Kopi Liberika Meranti, demikian jenamanya disebut, bukan sekadar minuman penghilang dahaga, melainkan sebuah warisan leluhur yang terus bersemi di tengah gempita zaman.
Lokasi kebun kopi terhampar luas di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir, Pulau Rangsang. Kawasan ini merupakan pulau terdepan dan terluar di wilayah barat Indonesia. Berbatasan langsung dengan negara jiran Malaysia.
Dikatakan seorang penikmat Kopi di Pekanbaru, Riau, kisah Kopi Liberika Meranti bermula dari sekelompok biji yang dibawa dari Malaysia pada masa lampau. Di tangan para petani setempat, biji-biji itu tumbuh subur dan beradaptasi dengan iklim serta tanah gambut khas Rangsang.
"Sejak saat itu, kopi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat. Kopi ini, salah satu spesies kopi tertua, dikenal memiliki cita rasa yang khas, tubuh yang lebih tebal, dan tingkat keasaman yang rendah dibandingkan dengan arabika atau robusta," ujar Ardianti Yunita saat berbincang dengan Media Center Riau, Selasa (1/9/2024).
Dijelaskan dia, kopi liberika Meranti memiliki karakteristik yang unik. Biji kopinya lebih besar dibandingkan jenis kopi lainnya, dengan rasa yang lebih lembut dan sedikit asam.
"Kandungan kafeinnya pun lebih rendah, sehingga cocok bagi mereka yang ingin menikmati kopi tanpa efek samping yang terlalu kuat," ungkap sosok Ibu rumah tangga yang juga merangkap sebagai penjual kopi khas Sumatra.
Di Indonesia, khususnya di daerah Rangsang, Kepulauan Meranti, kopi liberika tumbuh subur di atas lahan gambut, memberikan karakteristik rasa yang sangat khas pada kopi ini. Cita rasa buah-buahan tropis, seperti mangga dan nangka, serta sedikit sentuhan cokelat, menjadi ciri khas kopi liberika Meranti.
Namun, di balik cita rasanya yang kaya, kopi liberika Meranti menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu masalah utama adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan keberadaan dan keunggulan kopi liberika.
"Banyak petani kopi liberika masih mengandalkan penjualan biji kopi mentah dengan harga yang relatif rendah. Selain itu, minimnya infrastruktur dan teknologi pengolahan pasca panen juga menjadi kendala dalam meningkatkan kualitas dan nilai jual kopi liberika Meranti," sebut Ardianti.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan solusi yang komprehensif. Pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur di daerah penghasil kopi, memberikan pelatihan kepada petani, serta memfasilitasi akses ke pasar. Selain itu, juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan varietas kopi yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
Masyarakat juga memiliki peran yang sangat penting dalam pelestarian kopi liberika Meranti. Dengan menanam dan mengonsumsi kopi lokal, masyarakat turut berkontribusi dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan meningkatkan perekonomian daerah.
Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Riau telah memberikan apresiasi desa wisata tahun 2023 untuk Desa Wisata Kedabu Rapat. Kegiatan ini sebagai ajang apresiasi dari Pemerintah Provinsi Riau kepada desa wisata di wilayah setempat.
Desa Wisata Kedabu Rapat, Kabupaten Kepulauan Meranti meraih juara unggulan 2 dalam ajang apresiasi desa wisata, kategori souvenir. Lokasinya yang berbatasan langsung dengan Malaysia didukung kondisi pantai ada, sangat memungkinkan perkebunan kopi di daerah ini dijadikan sebagai Agro Wisata.
Kopi liberika Meranti bukan hanya sekadar komoditas pertanian, melainkan juga merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Menikmati secangkir kopi liberika Meranti, tidak hanya memanjakan lidah. Namun, juga ikut berkontribusi dalam melestarikan kekayaan alam Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan para petani kopi.
Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM telah menerbitkan hak paten kopi liberika Meranti melalui Indikasi Geografis (IG) dengan nomor00.2014.000014. Indikasi Geografis ini adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan atau produk yang dihasilkan.
Kopi liberika Meranti memiliki potensi besar untuk menjadi komoditas unggulan daerah dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan cita rasa yang unik dan khas, kopi liberika Meranti memiliki daya saing yang tinggi di pasar global. Selain itu, pengembangan kopi liberika Meranti juga dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan, terutama lahan gambut.
Dengan segala keunikan dan potensinya, kopi ini layak untuk diperjuangkan. Mari jadikan Hari Kopi Sedunia sebagai momentum untuk lebih peduli terhadap kopi lokal dan mendukung para petani yang telah bekerja keras untuk menghasilkan kopi berkualitas.
(Mediacenter Riau/MC Riau)