Bantu Hadapi Corona di Riau, Inilah Kapal Perang RI Semarang-594
DUMAI - Kegiatan operasi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Semarang-594 telah membantu menanggulangi bencana nonalam COVID-19 di Riau. Kapal ini dialihfungsikan menjadi kapal Bantuan Rumah Sakit (BRS).
Sebelumnya, KRI Semarang-594 tiba di Riau, pada hari Senin, tanggal 16 Agustus 2021. Berlabuh di Dermaga TNI AL Bangsal Aceh, Kota Dumai. Beroperasi hingga besok, Sabtu (21/8/2021).
Panglima Komando Armada Laksamana Muda TNI, Arsyad Abdullah, S.E, M.A.P mengatakan, pada operasi ini TNI AL bertugas membantu menghadapi bencana-bencana nonalam, seperti pandemi COVID-19.
"Kita ikut mendukung pemerintah melaksanakan kegiatan kemanusiaan. Mengingat tingginya penyebaran COVID-19, sehingga kelangkaan oksigen di beberapa daerah cukup tinggi," katanya Jumat (20/8/2021) ketika memberikan keterangan pers kepada media
Hingga hari ini, Arsyad Abdullah menyebut, TNI AL telah mendukung 52 tabung oksigen untuk dibagikan gratis kepada masyarakat di Dumai, Pulau Rupat dan Pulau Bengkalis.
"Alhamdulillah kebutuhan oksigen sudah mencukupi dan bisa mendukung sejumlah Rumah Sakit serta masyarakat yang membutuhkan," sebutnya
Sementara, Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, beberapa waktu lalu di Riau terjadi peningkatan jumlah kasus COVID-19. Bahkan pernah mencapai lebih dari 2 ribu kasus per hari. Namun, kondisi saat ini telah terjadi penurunan kasus.
"Melihat kondisi ini, kami mengajukan permohonan kepada bapak Kasal agar KRI Semarang-594 dapat membantu provinsi Riau. Kami tentunya atas nama pemerintah provinsi, masyarakat, dan tim satgas penanganan COVID-19 Riau, mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada bapak Kasal malaui Panglima Komando Armada 1," ujarnya.
KRI Semarang-584 mampu mengisi oksigen, generator oksigen sebanyak 72 meter kubik per hari, atau 12 tabung oksigen ukuran 6 meter kubik, untuk diberikan gratis kepada Rumah Sakit atau faskes, klinik dan masyarakat yang membutuhkan.
Kapal ini dibangun oleh perusahaan galangan kapal, PT PAL Indonesia (Persero) dan diserahterimakan kepada TNI AL pada 21 Januari 2019 lalu, di Dermaga Ujung Koarmada II Surabaya.
Dilansir laman PT PAL Persero, Kapal BRS berbasis pada kapal Landing Platform Dock (LPD) telah digunakan oleh TNI AL, AL Filipina, dan diminati sejumlah negara seperti Malaysia, Thailand, dan Senegal.
Kapal tersebut memiliki fungsi untuk membantu distribusi militer baik logistik, peralatan dan perlengkapan militer, serta difungsikan sebagai Kapal Rumah Sakit untuk bantuan bencana alam.
Kapal Bantu Rumah Sakit atau yang lebih dikenal dengan sebutan BRS bukanlah alat utama sistem senjata (alutsista) baru TNI AL. Saat ini mengalihfungsikan KRI Semarang-594 menjadi kapal BRS untuk memenuhi kebutuhan. Memiliki spesifikasi teknis panjang 124 meter, lebar 22 meter, dan tinggi 6,8 meter. Kapal tersebut memiliki berat 7300 ton, dengan kecepatan maksimal 18 knot, kecepatan jelajah 14 knot, dan endurance minimal 30 hari.
Dalam operasinya kapal tersebut dapat mengangkut 120 kru, 16 kru helikopter, 89 orang kru kesehatan, memiliki kemampuan menampung dan merawat 169 pasien. Dalam misi evakuasi, kapal ini sanggup mengangkut 280 orang.
Kapal BRS merupakan kapal pendukung atau support dalam pelaksanaan operasi militer. Kapal tersebut nature -nya merupakan kapal pendukung Operasi Militer Perang (OMP), pada masa damai kapal tersebut dapat difungsikan dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Berdasar pada UU TNI No. 34 tahun 2004, dalam misi OMSP, Kapal BRS dapat melaksanakan tugas operasi membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan serta membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue). Tidak terbatas pada skope tersebut, Kapal ini juga memiliki kapabilitas pelaksanaan misi diplomasi internasional.
Fungsi Kapal BRS sangat pas dengan karakteristik dan wawasan maritim Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan sebagai negara yang terletak dalam kawasan ring of fire memiliki kerentanan bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi yang dapat diikuti oleh bencana sekunder seperti tsunami dan lainnya.
Dengan situasi tersebut, Kapal BRS bersifat mobile dan dapat digerakkan kapan saja ke wilayah terdampak bencana untuk melaksanakan kegiatan tanggap darurat bencana. Kapal BRS dilengkapi dengan berbagai fungsi medis hingga tindakan medis. Fasilitas medis yang dimiliki setara dengan sebuah rumah sakit, hingga julukan sebagai rumah sakit mengapung layak diberikan pada Kapal BRS.