Wagubri Buka Lelang Batik Bangsa Orang Laut
PEKANBARU - Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution membuka secara resmi lelang batik bangsa orang laut di Gedung Daerah Balai Serindit, Senin (30/11/2020).
Dalam sambutannya Wagubri mengatakan, Provinsi Riau mempunyai ciri khas yang berbeda dengan provinsi lain ciri khas tersebut termasuk geografis dan kondisi pulau yang terpisah-pisah.
Adapun saat ini, ungkap Wagubri, Riau memiliki beberapa Komunitas Adat Terpencil (KAT) paling banyak dibandingkan dengan daerah lain.
Diantaranya suku Talang Mamak yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu. Selanjutnya suku Sakai yang ada di Kabupaten Bengkalis. Lalu suku Akit yang ada di Rupat Utara Kabupaten Bengkalis, serta suku Bonai dan suku Kuala yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir.
"Asal-usul perkembangan suku Kuala bermula dari suku Laut yang merupakan suku asli suku Melayu yang ada di Provinsi Riau," terangnya.
Apalagi saat ini, KAT pada umumnya hidup di pedalaman perairan pulau-pulau dan daerah-daerah perbatasan negara tetangga dan Kawasan industri. Persoalan kesulitan penjangkauan wilayah karena permasalahan yang cukup kompleks tersebut, diperlukan adanya pemberdayaan KAT di berbagai disiplin ilmu perspektif dan keahlian implikasinya.
"Upaya pemberdayaan KAT menghendaki pelibatan secara terpadu dari berbagai instansi serta dunia usaha dan masyarakat baik pusat maupun Provinsi atau Kabupaten," ungkapnya.
Wagubri menyampaikan, Pemerintah Provinsi Riau sangat menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan yang ditaja oleh Lembaga Adat Bangsa Orang Laut Internasional (Laboli). Melalui batik filosofi hidup suku orang laut ditampilkan sehingga menjadi keunikan tersendiri dan akan menambah khazanah batik Riau yang sudah ada.
Di sela kegiatan Lelang Batik Bangsa Orang Laut Bupati Indragiri hilir juga menyerahkan piagam rekor Muri kepada keluarga suku laut Sarjana terbanyak.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh Bupati Indragiri Hilir Muhammad Wardan, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau Herman Mahmud, Presiden Labboli Panglima Raja Haryono Sri Bijawangsa. (MCR/Sur)