Jupiter Aerobatic Team TNI AU Manuver di Pekanbaru, Ini Spesifikasi Pesawatnya
PEKANBARU - Tim aerobatik TNI AU Jupiter Aerobatic Team (JAT) bermanuver di langit Pekanbaru, Riau. Pesawat buatan Korsel itu mendarat di Lanud Roesmin Nurjadin pada Minggu (28/5/2023).
Sesaat sebelum mendarat, 7 pesawat KT-1 Wong Bee membuat manuver yang memukau warga Pekanbaru. Atraksi ini disambut antusias warga Pekanbaru, Provinsi Riau.
JAT tidak hanya tampil sebelum mendarat, setelah melakukan refuelling, The Jupiter kembali mengudara 20 menit. The Jupiters melukis langit Pekanbaru, Riau dengan menampilkan 8 manuver yaitu Loop, Delta Loop, Barrel Loop, Sweet Love & Bomb Burst. Lalu, Horizontal Arwin Half Cuban & Wheels, Shakespeare Loop & Hi G Turn, Mirror, Screw Roll.
Danlanud Roesmin Nurjadin, Marsma TNI Mohammad Nurdin menyampaikan rasa syukurnya, karena warga Pekanbaru dan Riau khususnya mendapatkan kehormatan menyaksikan atraksi Jupiter Aerobatic Team.
“Alhamdulillah hari ini atas izin Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Jupiter Aerobatic Team diizinkan untuk menari di langit Pekanbaru untuk menghibur rakyat Pekanbaru, Riau.
Dikatakan, bahwa Jupiter Aerobatic Team adalah tim aerobatik yang sudah bertaraf internasional. Menampilkan atraksi memukau yang sulit. Namun indah untuk dinikmati,” ucap Danlanud kepada wartawan.
Dilansir dari kompas.com yang mengutip Military Factory, pesawat KT-1B Wong Bee memiliki panjang 10,2 meter dengan lebar sayap mencapai 10,6 meter, dan tinggi 3,6 meter.
Pesawat KT-1B Wong Bee merupakan pesawat serbaguna asal Korea Selatan yang dapat digunakan untuk pelatihan dasar dan tugas serangan ringan.
Penerbangan pertama KT-1B Wong Bee diketahui pada November 1991 dan pesawat ini mulai diproduksi secara berkelanjutan sejak 1999. Sejumlah negara yang menggunakan pesawat KT-1B Wong Bee selain Indonesia adalah Peru, Senegal, dan Turki.
Pesawat KT-1B Wong Bee lahir di bawah program "KTX" lokal pada akhir 1980-an dan kontrak pengembangan diberikan kepada Korea Aerospace Industries (KAI
Pesawat KT-1B Wong Bee menggunakan mesin turboprop Pratt & Whitney Canada PT6A-62 berkekuatan 950 tenaga kuda. Kemudian, KT-1B Wong Bee bisa terbang dengan kecepatan maksimum 360 mil per jam, jangkauan hingga 830 mil, dan ketinggian 38.000 kaki.
Pesawat KT-1B Wong Bee memiliki kapasitas dua orang, KT-1 dilengkapi dengan konfigurasi kokpit analog atau kaca. Beberapa versi bahkan menampilkan avionik dan sistem tambahan, seperti Night Vision Goggles (NVG), tampilan head-up, GPS atau sistem navigasi inersia, sistem pembangkit oksigen onboard, dan hands-on-throttle-and-stick (HOTAS).
Pesawat KT-1B Wong Bee dapat dipersenjatai dengan berbagai macam persenjataan seperti bom, roket, dan rudal saat akan digunakan untuk misi serangan ringan.
Produksi Wong Bee telah diperluas dengan mencakup beberapa varian penting, yaitu KTX-1 Yeo-myung yang didukung turboprop seri PWC PT6A-25A berkekuatan 550 tenaga kuda.
Dilansir tni-au.mil.id, pembentukan JAT berdasarkan inisiatif para instruktur penerbang di lingkungan Skadron Pendidikan 103 yang mengawaki pesawat MK 53 HS Hawk pada 1997.
Para inisiator ini kemudian memilih nama Jupiter yang berasal dari sebutan bagi para instruktur penerbang yang mengajar di Lanud Adisutjipto.
JAT tampil pertama kali pada HUT TNI pada 5 Oktober 1997 dengan menggunakan 4 pesawat MK 53 HS Hawk. Tetapi, karena sesuatu dan lain hal kegiatan tersebut dihentikan pada 2002.
Setelah vakum selama beberapa tahun, pada awal 2008, TNI AU mulai merintis kembali tim aerobatiknya dengan menggunakan pesawat KT-1B Wong Bee buatan Korea Selatan yang memperkuat Skadik 102.
(Mediacenter Riau/MC Riau)