Penurunan Stunting Di Provinsi Riau Menjadi Perhatian Penting
PEKANBARU - Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Edy Natar Nasution menyampaikan bahwa penurunan kasus stunting di Provinsi Riau menjadi perhatian penting saat ini.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2019 diproyeksikan hanya dua daerah yaitu Pekanbaru dan Dumai yang prevalensi stunting di atas standar WHO atau di bawah 20%.
"Sedangkan 10 Kabupaten lainnya masih di atas 20% walaupun sejak tahun 2013 sampai tahun 2019 telah mengalami penurunan," ujarnya saat membuka acara penilaian kinerja aksi konvergensi pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten/Kota se Riau tahun 2019-2020 secara virtual, di Kantor Bappedalitbang Riau, Selasa (13/10/20).
Edy Natar Nasution mengungkapkan, upaya pencegahan stunting membutuhkan keterpaduan penyelenggaraan intervensi gizi pada lokasi dan kelompok sasaran prioritas (Rumah Tangga 1000 HPK).
Untuk mencapai keterpaduan/integrasi tersebut diperlukan penyelarasan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan pengendalian kegiatan lintas sektor serta antar tingkatan pemerintahan dan masyarakat.
Ia memaparkan, Pemerintah Provinsi sebagai Wakil Pemerintah Pusat di daerah mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan integrasi Pencegahan dan Penanganan stunting di Kabupaten/Kota.
"Oleh karena itu penilaian kinerja yang akan kita laksanakan hari ini menjadi sangat penting sebagai hasil kinerja dari pembinaan dan pengawasan Pemerintah Provinsi dan komitmen kepala daerah dalam Pencegahan dan Penurunan stunting yang konvergen atau terintegrasi," sebutnya.
Wagubri menambahkan, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan prevalensi stunting Balita di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 30,8% pada tahun 2018.
Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 telah ditargetkan pada tahun 2024 prevalensi stunting turun menjadi 14%. Sementara di Provinsi Riau prevalensi stunting dari 36,8% pada tahun 2013 menurun menjadi 27,4% pada tahun 2018, dengan penurunan sebesar 9,4% selama 5 tahun.
"Dalam RPJMD kita menargetkan pada tahun 2024 turun menjadi 18% atau penurunan sebesar 2% per tahun," ungkapnya. (MCR/IP)