
Cegah DBD, Diskes Riau Gelar Sosialisasi dan Advokasi Jumantik
KAMPAR - Guna mengantisipasi dan mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan Provinsi Riau menggelar sosialisasi dan advokasi juru pemantau jentik (jumantik) di Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Rabu (28/5/2025).
Kegiatan ini melibatkan Pemkab Kampar, Pemerintah Desa Kuok, Puskesmas Kuok, bidan desa, serta para tokoh masyarakat dan kader kesehatan setempat.
Selain menggelar sosialisasi dan advokasi juru pemantau jentik, kegiatan ini juga diisi dengan promosi kesehatan dan penyelidikan epidemiologi dalam upaya mencegah penyebaran DBD.
Kegiatan ini tidak hanya fokus pada pembentukan kader juru pemantau jentik dan penyelidikan epidemiologi, tetapi juga membawa inovasi menarik, melibatkan anak-anak sekolah sebagai agen perubahan dalam pencegahan DBD.
Mereka diajarkan cara memantau jentik nyamuk di lingkungan rumah, serta bagaimana menjaga kesehatan keluarga, mulai dari adik, kakak, ibu, hingga ayah dari ancaman penyakit yang bisa berakibat fatal ini.
“Anak-anak bukan hanya objek perlindungan, tetapi juga bisa menjadi subjek perubahan. Mereka kita latih agar mampu menjaga lingkungannya dari potensi berkembangnya nyamuk Aedes aegypti,” ujar Musfardi Rustam, Penanggung Jawab Penyakit Malaria sekaligus Fungsional Epidemiologi Madya dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau didampingi oleh Sekretaris Desa Kuok, Muslim Rozali, Rabu (28/5/2025).
Salah satu upaya yang terus digencarkan dalam kegiatan ini adalah penerapan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. Gerakan ini dinilai sebagai langkah promotif dan preventif yang sangat penting dalam mencegah penyebaran DBD.
Edukasi dilakukan secara langsung dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, dengan harapan dapat mengubah perilaku serta meningkatkan kesadaran kolektif.
"Semangat gotong royong dan edukasi lintas generasi di Desa Kuok ini diharapkan menjadi contoh baik bagi desa-desa lain dalam upaya menanggulangi DBD secara berkelanjutan," katanya.
Program ini tidak hanya berlaku di rumah tinggal, tetapi juga mencakup lingkungan sekolah, tempat ibadah, kantor, pelabuhan, hingga kawasan wisata. Setiap tempat diharapkan memiliki satu orang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan PSN 3M Plus.
Dalam pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, juga didorong Pemanfaatan alat dan bahan tepat guna, seperti tanaman pengusir nyamuk, ikan pemakan jentik, larvasida alami, hingga teknologi seperti larvitrap.
Kemitraan lintas sektor dan program, mulai dari Kemendiknas (Sekolahku Bebas Jentik), Kemenag (Tempat Ibadahku Bebas Jentik), hingga Dinas Pariwisata (Wisatataku Bebas Jentik).
Pelibatan sektor swasta melalui CSR, serta koordinasi lintas program dengan RS dan Puskesmas.
Musfardi menambahkan, sinergi antara Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Pemkab Kampar, Puskesmas Kuok, kader, dan masyarakat menjadi kekuatan utama dalam mencegah DBD secara menyeluruh.
"Dengan pendekatan menyeluruh dan gotong royong lintas sektor ini, Desa Kuok diharapkan menjadi contoh nyata pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang sukses, sekaligus memperkuat upaya promotif dan preventif dalam menjaga kesehatan lingkungan," katanya.
(Mediacenter Riau/sa)