
Muliardi Tegaskan Pentingnya Pemantauan Kesehatan Jemaah di Makkah
PEKANBARU —Menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji (Armuzna), Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, H. Muliardi, mengimbau seluruh jemaah haji asal Riau untuk lebih waspada terhadap risiko kesehatan.
Kakanwil menjelaskan, suhu di Kota Makkah dalam dua hari terakhir tercatat sangat ekstrim, berkisar antara 42 °C hingga 46 °C, dan diperkirakan akan terus meningkat menjelang musim panas pada Juni 2025. Kondisi ini diperparah oleh semakin padatnya arus jemaah dari berbagai negara yang memadati Tanah Suci.
“Kelelahan, dehidrasi, dan gangguan kesehatan lain dapat terjadi ketika cuaca sangat panas dan kerumunan jemaah semakin padat,” ujarnya.
Muliardi menekankan pentingnya menjaga kondisi prima, khususnya menjelang wukuf di Arafah.
Ia meminta jemaah yang baru tiba di Makkah untuk beristirahat terlebih dahulu sebelum melaksanakan umrah wajib.
“Tubuh yang tidak fit akan mempersulit pelaksanaan rangkaian ibadah,” kata Muliardi.
Untuk mengurangi risiko dehidrasi, ia menganjurkan jemaah menghindari aktivitas di luar antara pukul 10.00–16.00 WAS.
“Perbanyak minum air, utamakan air zamzam. Jangan menunggu haus—idealnya setiap jemaah meminum 200 ml setiap jam saat beraktivitas di luar,” tambahnya.
Bagi jemaah yang mengalami gejala batuk atau flu, penggunaan masker sangat disarankan untuk mencegah penularan.
Sementara bagi penderita penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan pernapasan Muliardi menyarankan untuk menunda umrah sunah dan menggantinya dengan amalan ringan dari hotel, seperti zikir, tadarus, dan sedekah.
“Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter kloter minimal sekali seminggu, pastikan obat-obatan rutin diminum tepat waktu, dan segera laporkan bila ada keluhan kesehatan,"terangnya.
Dengan langkah-langkah pencegahan tersebut, Muliardi berharap seluruh jemaah haji Provinsi Riau dapat melaksanakan ibadah dengan lancar, aman, dan menjadi haji yang mabrur.
(Mediacenter Riau/sa)