GAPKI Gencarkan Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Karhutla di Perkebunan Sawit
PEKANBARU - Dalam upaya mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meluncurkan berbagai strategi dan langkah antisipatif di seluruh wilayah operasional anggotanya. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal GAPKI Pusat, Muhammad Hadi Sugeng pada acara Rapat Koordinasi dan Dialog Pengendalian Karhutla yang digelar di SKA CoEx Pekanbaru. Sabtu, (10/5/2025).
Menurut Hadi, GAPKI yang saat ini menaungi 752 perusahaan kelapa sawit di 15 provinsi dengan total luas lahan sekitar 3,7 juta hektare, telah memetakan delapan provinsi yang masuk dalam kategori rawan karhutla. Wilayah tersebut meliputi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
“Berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim kemarau tahun 2025 diperkirakan terjadi pada bulan Agustus di sebagian besar wilayah Indonesia. Untuk itu, GAPKI pusat secara rutin menyampaikan imbauan waspada karhutla melalui surat edaran kepada seluruh cabang dan anggota setiap menjelang musim kemarau,” jelasnya.
Selain imbauan resmi, GAPKI juga melakukan berbagai langkah konkret, seperti identifikasi area rawan kebakaran, termasuk wilayah konsesi, area tak terusahakan, dan lahan di sekitar perusahaan. GAPKI juga telah menyiapkan sumber-sumber air di lokasi berisiko tinggi serta melakukan proses rewetting dengan memasukkan air ke area pengelolaan untuk menjaga kelembapan tanah.
“Kami juga aktif dalam persiapan sarana dan prasarana penanggulangan karhutla serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar. Kegiatan ini meliputi simulasi karhutla, pendirian komunitas peduli api, pelatihan bersama Manggala Agni, dan koordinasi intensif dengan aparat terkait,” tambahnya.
GAPKI juga menerapkan pendekatan multipihak berbasis lanskap, salah satunya di Kabupaten Pelalawan. Langkah lain yang dilakukan meliputi modifikasi cuaca serta patroli dan monitoring berkala untuk memastikan upaya pencegahan berjalan optimal.
“Kemudian sebagai bagian dari kesiapsiagaan, setiap mamasuki musim kemarau, GAPKI melakukan apel siaga karhutla bersama pihak-pihak terkait lainnya,” ujar Hadi.
Dengan berbagai upaya tersebut, GAPKI berharap risiko kebakaran lahan dapat diminimalkan secara signifikan, sekaligus menjaga keberlangsungan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
(Mediacenter Riau/wjh)