
BMKG: El Nino Tak Signifikan di Riau, Tapi Risiko Karhutla Tetap Tinggi saat Kemarau 2025
PEKANBARU – Meski pengaruh fenomena El Nino diprediksi tidak signifikan di Riau pada musim kemarau kedua tahun 2025, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tetap mengingatkan bahwa risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di provinsi ini tetap tinggi.
Deputi Klimatologi BMKG, Dr. Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa berbeda dengan daerah lain seperti Sumatera Selatan, Jambi, atau Kalimantan, pengaruh El Nino terhadap peningkatan titik panas di Riau terbilang kecil.
"Berita baiknya, kalau kita lihat, pengaruh El Nino khususnya pada musim kemarau kedua di Riau ini tidak begitu signifikan. Namun yang harus diwaspadai, jumlah hotspot justru pernah tinggi saat musim kemarau kategori normal seperti tahun ini," kata Ardhasena di Gedung Daerah Provinsi Riau, Senin (28/4/2025).
BMKG memprediksi bahwa sebagian besar wilayah Riau akan memasuki musim kemarau lebih cepat, mulai akhir Mei hingga awal Juni, dan puncaknya akan terjadi pada Juni hingga Juli. Akibat kemarau yang lebih panjang sekitar 20 hingga 30 hari dibanding biasanya, ancaman karhutla tetap besar, meskipun tidak dipicu oleh anomali El Nino.
Menurut Ardhasena, karakteristik kemarau normal di Riau justru bisa memunculkan titik panas cukup banyak meski durasi hari tanpa hujan belum terlalu ekstrem.
"Titik panas di Riau bisa muncul ketika curah hujan anomali atau neraca air belum negatif. Ini berbeda dari daerah lain yang lebih dipengaruhi El Nino," jelasnya.
Pemetaan risiko iklim BMKG menunjukkan bahwa mulai Mei, beberapa wilayah Riau sudah memasuki kategori risiko sedang hingga tinggi terhadap kemunculan hotspot, dengan puncak sebaran risiko terjadi pada Juni dan Juli.
"Dengan kondisi seperti ini, upaya pencegahan karhutla tetap harus diperkuat. Jangan lengah hanya karena El Nino tidak signifikan," tegas Ardhasena.
BMKG mengimbau semua pihak, termasuk pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat, untuk memperketat pengawasan, meningkatkan kesiapsiagaan, serta memperkuat patroli di kawasan rawan.
(Mediacenter Riau/bts)