Asisten I Setdaprov Riau : Pendidikan Agama Lahirkan Generasi Unggul dan Berakhlak Mulia
PEKANBARU - Pendidikan keagamaan digadang-gadang menjadi salah satu sarana melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkarakter mulia.
Hal tersebut disampaikan oleh Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau, Zulkifli Syukur saat membacakan pidato Menteri Agama RI pada kegiatan upacara peringatan Hari Amal Bakti ke - 79 di Halaman Gedung Ex Asrama Haji, Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Rumbai Pesisir. Jum’at, (3/1/2025).
Asisten I memandang, disamping memberikan bimbingan kehidupan beragama dan sarana peribadatan, Kementerian Agama (Kemenag) juga bertanggung jawab atas peningkatan kualitas pendidikan keagamaan disetiap jenjang pendidikan.
“Anak-anak dan peserta didik yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia adalah modal kekuatan bangsa dalam mengarungi percaturan global,” ungkapnya.
Menurutnya, setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pemerataan dan mengenyam pendidikan yang layak. Hal ini sebagaimana telah diatur dalam pasal 28 undang-undang dasar 1945 yang menjelaskan bahwa hak asasi manusia ialah hak untuk hidup, hak untuk berkeluarga, hak untuk berkomunikasi hingga hak untuk mendapatkan pendidikan.
“Semua warga, laki-laki maupun perempuan, baik yang kaya maupun yang kurang mampu, termasuk penyandang disabilitas, harus mendapat layanan pendidikan agama dan keagamaan yang setara dan berkeadilan,” ujar Asisten I.
Maka dari itu, untuk mewujudkan hal ini Kemenag telah melakukan serangkaian upaya melalui pemberdayaan diantaranya program kemandirian Pesantren, pengembangan ekosistem ekonomi haji, serta optimalitasi pemberdayaan tata kelola zakat, wakaf, dana punia dan gerakan filantropi lainnya.
Terakhir, dirinya mengingatkan kepada seluruh unsur pimpinan maupun pegawai baik dilingkungan Kemenag maupun Pemerintah Daerah agar jangan sekali-kali melakukan tindakan korupsi. Zulkifli menegaskan sebagai abdi negara, seorang pegawai pemerintah harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.
“Saya ingin mengingatkan kita semua termasuk diri saya sendiri, bahwa Kementrian Agama bak kain putih bersih. Sedikit noda pun terpercik, akan nampak jelas terlihat. Seluruh unsur pimpinan dan pegawai Kementrian Agama harus menjadi contoh dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi,” tutupnya.