Seminar "Disabilitas Menembus Batas" Jadi Awal Langkah Unilak Menuju Kampus Inklusif
PEKANBARU – Universitas Lancang Kuning (Unilak) terus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kampus yang inklusif bagi semua. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, Unilak secara resmi menandatangani nota kesepahaman dengan Sentra Abiseka dan Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) pada Senin (11/11/2024).
Penandatanganan ini dilakukan berbarengan dengan seminar bertajuk "Disabilitas Menembus Batas" yang digelar di Aula Pustaka Unilak. Seminar ini menjadi langkah awal penting bagi Unilak dalam meningkatkan pemahaman seluruh civitas akademika tentang isu disabilitas.
Ketua Pelaksana dari Pusat Layanan Psikologi dan Disabilitas (PLPD) Unilak, Heleni Filtri M Psi menyampaikan, bahwa seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih luas tentang disabilitas dan bagaimana cara berinteraksi yang tepat dengan penyandang disabilitas.
"Kami ingin menciptakan lingkungan kampus yang ramah dan mendukung bagi semua mahasiswa, termasuk mereka yang memiliki disabilitas," ujar Filtri.
Sebagai narasumber, seorang ASN bernama Zukfikar MPd dengan disabilitas netra dari Sentra Abiseka, berbagi pengalaman dan tantangan yang ia hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kisah inspiratifnya diharapkan dapat memotivasi seluruh peserta seminar untuk lebih menghargai keberagaman dan potensi yang dimiliki oleh setiap individu.
Selain seminar, Unilak juga menyelenggarakan pelatihan etika berinteraksi dengan penyandang disabilitas bagi dosen dan karyawan. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali seluruh tenaga pendidik dan kependidikan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
"Kami ingin memastikan bahwa semua mahasiswa disabilitas di Unilak merasa nyaman dan didukung dalam mencapai potensi akademik mereka," tambah Filtri.
Rektor Unilak, Prof Dr Junaidi SS MHum PhD, menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, komitmen Unilak untuk memberikan akses pendidikan bagi semua adalah bentuk nyata dari pengabdian kepada masyarakat.
"Unilak telah menerima mahasiswa disabilitas sejak tiga tahun lalu dan kami akan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kami untuk memenuhi kebutuhan mereka," ujar Prof Junaidi.
Beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Sentra Abiseka dan Gerkatin, dalam mewujudkan kampus inklusif. Melalui kerja sama ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan belajar yang mendukung bagi semua mahasiswa, tanpa terkecuali.
Dengan adanya MoU ini, Unilak berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas dan mewujudkan masyarakat yang inklusif.
(Mediacenter Riau/MC Riau)