UIN Suska Riau Gelar STINKI ke-16: Bahas Optimalisasi Potensi Daerah Berbasis Digital
PEKANBARU - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau melalui Fakultas Sains dan Teknologi (FST) kembali menyelenggarakan Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri (STINKI) ke-16 yang bertempat di Hotel Pangeran, Pekanbaru.
Dr Hartono, M Pd., selaku Dekan FST, menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah dalam mengoptimalkan potensi daerah, terutama dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendorong pertumbuhan industri.
“Melalui seminar ini, kami berharap peserta dapat memperoleh wawasan baru mengenai bagaimana memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung pengembangan industri lokal yang berbasis pada potensi daerah,” ungkapnya.
Seminar nasional ini mengangkat tema “Optimalisasi Potensi Daerah untuk Pengembangan Kawasan Industri Berbasis Digital”, yang relevan dengan tantangan industri di era digitalisasi saat ini.
Dalam seminar ini, FST menghadirkan dua keynote speaker yang kompeten di bidangnya. Pembicara pertama adalah Prof Mayda Dr Nurnadiah Binti Zamri dari Fakulti Informatika dan Komputer Universiti Sultan Zainal Abidin, Malaysia. Sementara pembicara kedua, Prof Dr Nuning Nuraini, SSi, MSi., berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB)
Sesi seminar ini juga mencakup paparan dari para keynote speaker yang membahas topik-topik strategis terkait digitalisasi industri.
Prof Nurnadiah membahas inovasi-inovasi teknologi informasi di kawasan ASEAN, sementara Prof Nuning Nuraini memberikan perspektif mengenai pengembangan kawasan industri berbasis matematika terapan dan data digital.
Seminar diakhiri dengan sesi penyerahan cenderamata kepada kedua keynote speaker sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi dan kontribusi mereka dalam acara tersebut. STINKI ke-16 ini diharapkan mampu menjadi wadah bagi para akademisi, praktisi, dan mahasiswa untuk terus berinovasi dalam pengembangan industri digital berbasis potensi daerah.