Presiden RI Dorong Pembangunan Pertanian Skala Luas
PEKANBARU - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa dirinya akan terus berupaya untuk mendorong pembangunan pertanian dalam skala yang luas.
Jika tidak demikian, menurutnya akan percuma, karena tidak akan berpengaruh dengan impor yang ada, seperti impor jagung, impor kedelai, impor gula dan lainnya.
"Sehingga percuma kita bisa berproduksi tapi sedikit, tidak akan berpengaruh apa-apa yang impor tadi," ujarnya saat membuka Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021 di Istana Negara yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Negara, Senin (11/1/2021).
Jokowi menerangkan, salah satu contoh masalah dari dulu sampai sekarang adalah kedelai di Indonesia kedelai tumbuh baik. Namun petani Indonesia tidak mau menanamnya karena harganya kalah dengan kedelai impor. Jika petani disuruh menjual dengan harga impor, harga pokok produksi tidak bisa menutupinya sehingga harus dalam jumlah yang besar agar harganya bisa melawan harga impor.
Begitu juga dengan bawang putih, dulu produksi bawang putih banyak. Akan tetapi sekarang petani tidak mau menanam bawang putih karena harganya kalah dengan harga bawang putih impor.
"Di Wonosobo bawang putihnya banyak, NTB bawang putihnya banyak. Kenapa tidak bisa diperluas dalam jumlah besar sehingga kalah dengan impor," ujarnya.
Jokowi menyebut, kalau harga tidak kompetitif, tentunya produk lokal akan sulit untuk bersaing. Sehingga komoditi itu harus dibangun dalam sebuah lahan yang luas. Oleh karenanya, ia meminta Kementerian Pertanian mencari lahan yang cocok untuk kedelai dan komoditi lainnya dengan jumlah yang skala besar.
"Jangan hanya satu hektar, dua hektar atau 10 hektar, tapi 100 ribu hektar, 300 ribu hektar, 500 ribu hektare, bahkan satu juta hektar. Ditanam dalam skala lahan yang luas," ujarnya.
Menurut Jokowi dengan adanya penyediaan lahan yang luas inilah yang akan menyelesaikan masalah, meskipun urusan pupuk dan bibit, karena menurutnya hal itu penting juga.
"Tapi kalau bisa menyiapkan lahan dalam jumlah yang besar itu yang akan menyelesaikan masalah. Saya sangat menghargai pertumbuhan yang baik di sektor pertanian terutama ekspornya, tapi ingat ekspor kelihatan tinggi itu berasal dari banyak hal terutama sawit," katanya. (MCR/IP)