
Bagikan Pengalaman Saat Naik Haji, Seperti ini Perjalanan Yulianti Di Makkah
PEKANBARU - Akhirnya Sebanyak 374 jemaah kloter 2 BTH atau kloter 1 EHA Riau asal Pekanbaru tiba di Kota Bertuah pada, Rabu (5/7/2023) pagi hari menjelang siang tadi.
Ibadah haji yang dilakukan umat muslim ini merupakan bagian rukun Islam kelima yang dijalankan di tanah suci Mekkah.
Pasca tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, para jamaah haji yang lengkap mengenakan pakaian serba putih dan dilengkapi sorban bagi yang laki-laki harus menuju ke Asrama Emberkasi Haji dengan menggunakan bus yang telah disediakan oleh pemerintah yang totalnya ada 9 bus.
Para jamaah kemudian disambut oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Setelah disambut, para jamaah kemudian makan sebelum menuju ke Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekanbaru untuk bertemu dengan keluarga.
Salah satu jamaah haji asal Pekanbaru, Yulianti (58) mengisahkan mengenai perjalanan hajinya. Ia tidak sendiri, melainkan bersama dengan orangtuanya yang sudah memasuki usia lanjut.
"Rasanya tuh alhamdulillah, luar biasa. Perjalanan yang tidak ada bandingannya dengan perjalanan-perjalanan saya selama ini ya. Jadi memang perjalanan haji itu, perjalanan yang betul-betul membuat kita sangat terkesan dibuatnya," katanya.
Wanita yang mengenakan kerudung itu kembali mengisahkan bahwa selama beribadah di tanah suci tidak ada kendala yang terjadi. Hanya saja ada perbedaan dengan jamaah haji pada umumnya.
"Untuk orangtua saya memakai kursi roda. Jadi, mereka melaksanakan solat di Hotel. Meski begitu, tentunya dalam melaksanakan shalat 5 waktu dapat terlaksana," urainya.
Sementara itu, saat harus beribadah ke Masjidil Haram, Yulianti menyebutkan para jamaah haji harus menggunakan bus lantaran lokasi penginapan yang berjarak sekitar 6-7 kilometer.
"Sehingga yang pakai kursi roda, hanya sekali saja ke Masjidil Haram sebab tidak kuat dan memang disarankan untuk istirahat. Kalau kendala bagi yang sakit, mungkin ada ya. Tapi kalau kendala bagi kita yang sehat, ya Alhamdulillah tidak ada," ungkapnya.
Saat ditanya seperti apa pelayanan yang diberikan selama menjalankan ibadah haji, Yulianti menjawab bahwa para jamaah haji dilayani dengan baik. Ia tidak menampik jika di Masjidil Haram harus bergegas untuk melakukan aktivitas.
"Saat beribadah di Masjidil Haram, bagi yang cepat masuk, ya masuk. Bagi yang tidak bisa masuk lagi, maka mereka tidak bisa masuk. Karena, sejam sebelum waktu adzan, itu kita sudah bisa masuk lingkaran Ka'bah," paparnya.
Menurutnya, saat beribadah di Masjidil Haram, para jamaah haji atau Calon Jamaah Haji (CJH) perlu mengetahui jalur mana saja yang bisa diakses untuk ibadah. Selain itu, para jamaah haji juga harus sering bertanya jika tidak tahu.
(Mediacenter Riau/nb)