
Pencegahan Stunting Melalui Peningkatan Kompetensi Aparatur, BPSDM Gelar Workshop
PEKANBARU -Seperti yang kita ketahui bersama isu Stunting dan kemiskinan ekstrim tengah menjadi isu nasional yang harus dilakukan penangannya segera. Kedua isu ini mendapat atensi lansung dari Presiden RI Joko Widodo, beliau menyampaikan agar seluruh kepala daerah agar fokus dalam menurunkan kasus stunting di tahun 2023 ini.
Poin tersebut disampaikan pada helatan Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Se-Indonesia pada tanggal 17 Januari 2023.
Senada dengan hal tersebut, Gubernur Riau H. Syamsuar turut memberi arahan agar seluruh kepala OPD menjadi orang tua asuh bagi keluarga yang terindikasi stunting dan mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berinovasi dalam menciptakan kegiatan yang bersentuhan langsung dalam menurunkan angka stunting yang ada di Provinsi Riau.
Menganggapi arahan tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Riau langsung melaksanakan penanganan stuting dari hulu yaitu melalui pengembangan kompetensi aparatur yang langsung menangani keluarga terindikasi stunting di lapangan. BPSDM Provinsi Riau meluncurkan program Workshop Pencegahan Stunting (The Best Practice) yang menampilkan 3 inovator alumni PKA dan Latsar BPSDM Provinsi Riau asal Kabupaten Rokan Hilir.
" Alumni PKA dan Latsar BPSDM Provinsi Riau asal kabupaten Rokan Hilir saat ini tengah menerapkan aksi perubahannya, akan terus kita kembangkan kompetensinya dan menyebarkan inovasinya melalui workshop,"terangnya.
Inovasi pertama adalah SIHBATA dari Dr Agri, yang secara rutin melakukan penyapaan ibu hamil dan ibu balita, memberikan edukasi terkait stunting, yang kedua adalah Penyuluhan secara terpadu oleh Suharni di Puskesmas kecamatan Bangko jaya, dan yang ketiga adalah USG Mobile, inovasi yang dilakukan dr Antoni ini berangkat dari ketidaktahuan Ibu hamil terhadap usia kehamilannya, dr Antoni secara mobile keliling dan memberi layanan USG mobile, agar deteksi resiko stunting dapat ditangani lebih dini.
Diambil dari Status Survey Gizi Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, Pravelansi Balita Stunter yang ada di Kabupaten turun secara signifikan. Dari 29,70% di tahun 2021 turun menjadi 14,70% di tahun 2022, turun sebanyak 15% dan menempatkan Kabupaten Rokan Hilir dari posisi pertama turun menjadi di posisi ke sembilan pada urutan kasus stunting di Provinsi Riau.
BPSDM Provinsi Riau terus berupaya berinovasi turut andil menurunkan kasus stunting melalui peningkatan kompetensi aparatur yang langsung menangani kasus stunting sebut Kepala lebih lanjut Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Umum dan Fungsional, Sutawijaya menjelaskan Workshop ini dibuka untuk umum dan tidak dipungut biaya melalui tautan https://bit.ly/workshopstunting-thebestpratice bagi peserta yang ikut juga disediakan e-sertifikat dan paparan inovatornya.
“Kita berharap Workshop ini turut diikuti oleh segenap aparatur lintas sektor yang menangani kasus stunting di wilayah Provinsi Riau, mulai dari Kepala Puskesmas, Kader KB, Tim Pendamping Keluarga dan aparatur lainnya. Agar bersama-sama kita tekan kasus stunting yang ada di Provinsi Riau” tutup Sutawijaya