
Cegah Penyebaran DBD, Kadiskes Riau Ingatkan Pentingnya Kader Jumantik
PEKANBARU - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin mengungkapkan, dari 12 kabupaten kota di Riau, kasus DBD di Kota Pekanbaru menjadi daerah paling mengkhawatirkan. Sebab kasus Demam berdarah terbanyak di Ruau ditemukan di Pekanbaru.
"Se Riau memang di Kota Pekanbaru paling tinggi. Kita akan koordinasi dengan Kadiskes Pekanbaru," kata Zainal, Rabu (19/10/2022).
Agar kasus DBD tidak terus bertambah, kata Zainal lagi, setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (Jumantik). Dan itu adalah anggota keluarga di masing-masing rumah.
"Mulai dari kamar mandi tempat bersarang. Karena kalau tiga hari sekali kita kuras dan bersihkan, itu pasti tidak ada telur, kalau tidak ada telur tidak ada jentik, dan kalau tak ada jentik pasti tak ada nyamuk. Jadi 3 M itu yang harus digiatkan," katanya.
Untuk diketahui, dari data terbaru yang dirangkum Dinkes Riau dari kabupaten kota, hingga saat ini sudah terjadi 1.671 kasus DBD yang menyerang warga Riau sepanjang tahun.
Dan dari data terbaru pula, pada bulan September, dari 7 daerah yang sudah direkap terdapat penambahan 164 kasus DBD.
Kabar buruknya, terdapat penambahan kasus meninggal 2 orang pada bulan September di Kabupaten Kampar. Sehingga total 13 orang meninggal dunia di tahun 2022.
Zainal meminta jajaran Dinas Kesehatan kabupaten kota dan masyarakat untuk mewaspadai puncak dari kasus demam berdarah dengue di Riau.
"Prediksi kita bulan November akan terjadi puncaknya, dan akan terus naik keatas," kata Zainal.
(Mediacenter Riau/sa)