Wakil Rektor IV Universitas Negeri Yogyakarta Datang ke Pekanbaru, Ada apa?
PEKANBARU - Wakil Rektor IV Universitas Negeri Yogyakarta, Prof Dr Siswantoyo berkunjung ke Kota Pekanbaru. Kedatangan dia dalam rangka workshop pembuatan dokumen standar perjanjian kerja sama dengan Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru.
Workshop dibuka oleh Rektor Unilak Dr Junaidi. Sementara, Prof Dr Siswantoyo hadir sebagai narasumber. Kegiatan tersebut merupakan satu di antara upaya meningkatkan kemitraan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Workshop dilakukan dalam rangka percepatan dan meningkatan kualitas kerjasama Unilak dengan mitra, digelar Rabu (25/08/2022) di Pekanbaru.
Workshop pembuatan dokumen standar perjanjian kerja sama terlaksana seiring di mana Unilak lolos Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM) yang diadakan Dikti.
Dalam program itu, Dikti menetapkan 50 Program Studi dan 34 Institutional Support System (ISS)-MBKM dari 60 Perguruan Tinggi penerima bantuan Pendanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM).
Dua Prodi di Unilak yaitu Prodi Kehutanan dan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris berhasil memperoleh hibah ISS. Kampus Unilak menjadi satu-satunya kampus yang dua prodinya berhasil menerima hibah program ISS.
Rektor Unilak Dr Junaidi dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran Prof Siswantoyo sebagai narasumber. Penyiapan standar dokumen-dokumen kerja sama sangat penting.
"Seiring dengan Unilak lolos program MBKM maka kami semakin banyak melakukan kerja sama dengan kampus-kampus di Indonesia. Kemarin MoU dengan Universitas Tengku Umar, Aceh, besok akan berangkat ke Sorong Papua untuk MoU dengan kampus di sana," kata Dr Junaidi.
"Kami juga mengirimkan 36 orang yang ikut pertukaran mahasiswa, tentunya ini terlaksana ada MoU/kerja sama, standar dokumen kerja sama dan pendokumentasian yang baik akan menjadi hal yang positif bagi Unilak," imbuhnya.
Dikatakan Dr Junaidi, bagi perguruan tinggi, kerja sama sangat strategis karena berperan untuk membangun mitra-mitra.
"PR [pekerjaan rumah] terbesar kerja sama/MoU itu adalah mewujudkan kegiatannya. Mengimplementasikan itu memang harus sama-sama para pihak di Unilak untuk memikirkan apa yang bisa kita lakukan secara bersama.
Dr Junaidi minta Wakil Dekan III harus lebih banyak memberikan perhatian pada kerjasama, dan harus lebih tertib mendokumentasikan kerja sama yang telah dilakukan.
"Unilak sangat fleksibel untuk kerjasama bisa dimulai dari universitas atau dari fakultas ataupun dari Prodinya, intinya kita membuka diri," sebut Dr Junaidi.
Sementara itu, Prof Dr Siswantoyo saat memberikan pemaparan menjabarkan tentang bagaimana standar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam melakukan kerja sama.
"UNY telah bekerja sama dengan berbagai kampus di Asia, Korea, Thailand dan lain lain. Dalam MoU perlu kiranya menerapkan strategi untuk optimalisasi. Target Universitas, target kinerja berbasis output juga penting, dalam kerjasama tidak cukup dengan teknologi, tapi juga di perlukan teknolobi, jika kita minta satu maka harusnya dapatnya 2 atau 3," ucapnya.
(Mediacenter Riau/jep)