
Evaluasi Prevalensi Tengkes 2024: Pemprov Riau Genjot Peran Keluarga dan Akurasi Data
PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) menggelar evaluasi pelaksanaan intervensi spesifik dalam rangka percepatan penurunan prevalensi tengkes atau stunting tahun 2024. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Gubernur Provinsi Riau, Selasa (27/5/2025), sebagai bagian dari upaya strategis untuk menilai capaian program sekaligus menyempurnakan tatalaksana intervensi di tingkat kabupaten/kota.
Evaluasi tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari cakupan pelayanan gizi, pemantauan pertumbuhan anak, hingga efektivitas program yang menyasar kelompok sasaran prioritas, seperti ibu hamil, balita, dan remaja putri. Tujuannya adalah memastikan bahwa setiap intervensi dilaksanakan secara tepat sasaran, berbasis data, dan mampu memberikan dampak nyata dalam menurunkan prevalensi tengkes di Provinsi Riau.
Pemerintah pusat tetap menargetkan penurunan prevalensi stunting nasional menjadi 18,8% pada tahun 2025, sebagai langkah menuju target jangka panjang sebesar 14,2% pada tahun 2029. Prevalensi tengkes di Provinsi Riau mengalami kenaikan pada tahun 2024 mencapai 20,1%. Pemprov Riau menargetkan pada tahun 2025 prevalensi tengkes turun menjadi 10%.
Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Taufik OH, dalam arahannya menegaskan bahwa intervensi spesifik harus terus diperkuat melalui kolaborasi lintas sektor serta optimalisasi peran pemerintah daerah. Ia juga menekankan pentingnya pemanfaatan data yang valid sebagai dasar dalam menentukan strategi yang efektif dan efisien di lapangan.
“Kita tidak hanya mengejar penurunan angka semata, tetapi juga ingin memastikan bahwa setiap anak di Riau tumbuh sehat dan optimal. Evaluasi ini menjadi langkah penting untuk menyusun strategi ke depan serta menjamin kesinambungan program secara terstruktur,” ujar Taufik.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Provinsi Riau, Fariza, menekankan pentingnya peran keluarga dalam mendukung keberhasilan upaya penurunan prevalensi tengkes.
“Pencegahan stunting dimulai dari unit terkecil, yaitu keluarga. Oleh karena itu, edukasi dan pemberdayaan keluarga harus menjadi bagian penting dalam strategi intervensi kita. Mulai dari perencanaan kehamilan, pemenuhan gizi ibu hamil, hingga perawatan anak usia dini, semua membutuhkan perhatian dan pendampingan yang intensif,” jelas Fariza.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya terus mendorong peningkatan kapasitas kader serta tenaga pendamping keluarga agar mampu memberikan edukasi dan layanan berkualitas secara langsung di masyarakat.
“Dengan sinergi antara program pusat dan daerah, serta dukungan aktif dari seluruh elemen masyarakat, kami optimistis angka stunting di Riau dapat ditekan secara signifikan. Ini adalah pondasi untuk membangun generasi yang sehat, cerdas, dan produktif di masa depan,” tutupnya.
(Mediacenter Riau/nan)