
Gubri: Adaptasi Bhinneka Tunggal Ika, Modal Dasar Bangun Perdamaian
PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid meminta masyarakat untuk beradaptasi dari Bhineka Tunggal Ika. Semboyan yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua itu akan menjadi modal dasar membangun kedamaian.
Hal itu ia sampaikan saat mengadakan halal bi halal bersama tokoh lintas agama dalam koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Riau di Balai Serindit, Selasa (29/4/2025).
Baginya ini adalah waktu yang tepat karena semua tokoh, baik tokoh masyarakat maupun agama berkumpul untuk bersilaturahmi.
"Budaya itu menyerap yang baik-baik. Kita beradaptasi dari Bhinneka Tunggal Ika. Beradaptasi dari peribahasa di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kemampuan kita bertahan di sebuah tempat menjadikan kita bangsa Indonesia hari ini," serunya.
Gubri kembali ingatkan untuk memahami Bhinneka Tunggal Ika sebagai pedoman hidup. Segala bentuk rasa tentang perbedaan harus ditinggalkan demi hal yang lebih baik.
"Kita bangsa Indonesia hari ini beradaptasi, melebur menjadi satu, bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika adalah pedoman hidup kita. Kita tanggalkan semua rasa perbedaan," ujarnya.
Menurut Gubri, hubungan persaudaraan harus tetap ada meski perbedaan terlihat jelas. Mulai dari warna kulit, hingga pakaian yang dikenakan.
"Hubungan persaudaraan masih ada dan tidak memandang apa warna kulit kita, apa warna baju kita, pakai peci atau tidak," ucapnya.
Menurut Gubri, satu hal paling penting untuk dipandang dari seorang manusia adalah sisi kemanusiaannya. Oleh sebab itu, ia meminta semua jajaran untuk mewujudkan perdamaian lewat jalur kemanusiaan.
"Saya berharap agar kerukunan umat beragama dijaga terangkai dalam Bhinneka Tunggal Ika. Bersama FPK jaga kerukunan untuk negeri yang aman dan tentram," harapnya.
(Mediacenter Riau/mrs)