
Fokus Penyelidikan, Polisi 'Police Line' Lokasi Kebakaran Habitat Gajah Harimau di TNTN
Pekanbaru - Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo yang terletak di Resort Lancang Kuning Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan, Riau terbakar seluas 5 hektare.
Polisi langsung memasang garis police line untuk kepentingan penyelidikan di kawasan yang merupakan habitat harimau sumatera dan gajah tersebut.
"Kami sudah ke lokasi dan memasang police line di lahan terbakar kawasan TNTN," ujar Kasat Reskrim Polres Pelalawan AKP I Gede Yoga Eka Pranata kepada awak media center Riau, Selasa (22/4).
Kondisi lahan yang terpantau dari Aplikasi DLK (Dasbor Lancang Kuning) berada di Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo yang terletak di Resort Lancang Kuning Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan.
Lahan terbakar itu dengan 5 titik koordinat antara lain.
1. 0°08'30.6" S, 101°52'25.0" E
2. 0°08'39.9" S, 101°52'19.3" E
3. 0°08'40.6" S, 101°52'22.9" E
4. 0°08'54.7" S, 101°52'28.7" E
5. 0°09'04.2" S, 101°52'22.8" E
Yoga mengatakan dari hasil penyelidikan di lapangan bahwa lahan yang terbakar seluas kurang lebih 5 hektar yang terjadi pada Jumat (18/4). Lahan tersebut masuk ke dalam areal TN Teso Nilo Desa Lubuk Kembang Bunga, Kabupaten Pelalawan.
"Fakta di lapangan bahwa lahan tersebut diduga sengaja dibakar, dikarenakan terdapat bekas imas tumbang pohon kayu yang sengaja ditumbangkan untuk selanjutnya membersihkannya dengan cara membakar," jelas Yoga.
Yoga dan anak buahnya masih menyelidiki siapa pemilik lahan. Bahkan, sempadan lahan yang terbakar tersebut sebagian masih kondisi hutan dan tidak diketahui siapa sempadannya.
"â Saat di lokasi tidak ada ditemukan pekerja maupun sempadan lahan yang berada di tempat. Untuk saat ini situasi di areal lahan terbakar sudah dalam keadaan api padam, hanya tersisa asap tunggul," jelasnya.
Polisi juga memeriksa Kepala Desa Lubuk Kembang Bunga dan memintai keterangan pihak TNTN untuk mendalami pembakaran lahan itu.
Kepala TNTN Heru Sutmantoro mengatakan lahan seluas 5 hektare dalam kawasan itu terbakar pada Sabtu (19/4) malam. Kebakaran itu pertama kali dilaporkan masyarakat dan petugas TNTN.
"Kebakaran lahan TNTN seluas 5 hektare dan itu baru diketahui dari pantauan warga dan petugas kita. Lokasi yang terbakar itu rawan gangguan masyarakat," ujar Heru, Senin (21/4).
Menurut Heru lahan yang terbakar itu merupakan lahan mineral. Mirisnya, lahan itu dirambah masyarakat dengan cara tradisional untuk selanjutnya dijadikan perkebunan kelapa sawit.
Heru menyebutkan, pemadaman sendiri mengalami kendala karena keterbatasan akses. Tapi, api berhasil padam setelah turun hujan deras.
"Alhamdulillah terbantu dengan adanya hujan, kebakaran dapat padam dan ini upaya penyelidikan bersama kepolisian. Yang jelas TNTN itu ya ditanami sawit. Dulunya hutan, dibuka, semak belukar dan mau dibuka lagi, sudah dibersihkan," jelas Heru.
Pelaku perambahan ternyata mengelabui petugas saat meninggalkan kawasan TNTN usai pemadaman dan patroli. Mereka membuka lahan saat para petugas selesai patroli.
"Masyarakat cari celah petugas. Kita selalu kucing-kucingan sama perambah. Tahu petugas kita balik, mereka buka," terang Heru.
(Mediacenter Riau/asn)