
Pemda Diminta Lakukan Sosialisasi Sekolah Rakyat Secara Masif Kepada Masyarakat
JAKARTA - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) kembali melakukan pengarahan terkait sekolah rakyat yang digagas pemerintah untuk memberikan pendidikan gratis dan berkualitas kepada anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Selain penyiapan lahan dan perizinan serta legalitasnya, Gus Ipul juga meminta Pemda untuk terus melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat melalui camat, kepala desa atau lurah.
"Sekolah rakyat adalah gagasan Presiden Prabowo untuk memuliakan keluarga miskin dan memfasilitasi kebangkitan wong cilik," katanya, dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi yang disiarkan melalui YouTube Kemendagri, Senin (21/4/25).
Mensos melanjutkan, sekolah rakyat adalah bentuk hadirnya negara untuk memuliakan orang miskin, dan sekolah rakyat merupakan masalah spesifik diselesaikan dengan kebijakan spesifik.
Dia menerangkan, penyiapan guru atau kepala sekolah dan tenaga pendidik terus dilakukan pada sekolah rakyat, termasuk pemetaan guru ASN atau penugasan pada sekolah rakyat, dan pemetaan guru P3K penuh waktu dan pada waktu untuk sekolah rakyat.
"Harap Pemda turut serta bersama Kemensos dan pendamping PKH jemput bola mencari calon siswa dari keluarga miskin ekstrem dan miskin," ucapnya.
Gus Ipul melanjutkan, terdapat 356 titik usulan sekolah rakyat, target dibangun tahun 2025 di 200 titik lokasi. Titik prioritas dipilih berdasarkan tingkat kesiapan penilaian hasil desk dan tingkat kemiskinan daerah.
Kata dia, sekolah rakyat akan menyediakan pendidikan gratis berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Pemerintah menargetkan peserta didik berasal dari kategori desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Seleksi akan dilakukan secara bertahap, diawali dengan verifikasi status ekonomi, dilanjutkan dengan tes akademik.
Sekolah Rakyat dibuka untuk jenjang SD, SMP, dan SMA dengan standar pendidikan nasional. Selain mata pelajaran formal, kurikulum juga akan menekankan penguatan karakter, kepemimpinan, nasionalisme, dan keterampilan.
"Sekolah rakyat sekolah berasrama, kurikulum formal dengan sistem pendidikan berkarakter," tutupnya.
(Mediacenter Riau/ip)