
Unilak Lestarikan Adat Melayu, Libatkan LAMR dalam Pengukuhan Guru Besar
Pekanbaru - Universitas Lancang Kuning (Unilak) menunjukkan penghormatan tinggi terhadap adat Melayu Riau dalam rangka pengukuhan tiga guru besar mereka. Rektor Unilak, Prof Dr Junaidi, SS, MHum, PhD, secara langsung 'menjemput' Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau dengan tradisi 'Sorong Tepak Sirih'. Tradisi ini merupakan simbol adat Melayu untuk memulai pembicaraan dan menyampaikan maksud kedatangan.
Jemputan adat ini bertujuan untuk meminta kesediaan Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri HR Marjohan Yusuf, dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR. Mereka diminta berkenan melakukan prosesi tepuk tepung tawar kepada tiga guru besar Unilak yang dijadwalkan akan dikukuhkan pada Selasa, 15 April mendatang di Aula Pustaka Universitas Lancang Kuning.
Dalam menyampaikan maksud kedatangannya, Prof Junaidi menjelaskan bahwa sudah menjadi tradisi di Unilak, pengukuhan guru besar tidak hanya menjadi momen akademik semata, tetapi juga diiringi dengan berbagai prosesi adat budaya Melayu.
"Pengukuhan guru besar ini diharapkan agar para guru besar dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan bagi masyarakat dan negeri. Doa dan restu dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Oleh karena itu, kami datang untuk menjemput Datuk Seri dan para datuk di LAMR dalam acara pengukuhan guru besar di Unilak," ujar Prof. Junaidi.
Prof Junaidi menegaskan, bahwa tradisi tepuk tepung tawar Melayu merupakan prosesi wajib bagi Unilak dalam setiap acara pengukuhan guru besar. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada akademisi yang telah mencapai jabatan tertinggi, prosesi ini juga mengandung doa dan restu.
"Dua tahun lalu, saat saya dikukuhkan sebagai guru besar bidang budaya, saya juga ditepuk tepung tawari oleh Datuk Seri di LAMR. Bagi kami, itu adalah suatu kehormatan besar," tambahnya.
Menanggapi jemputan tersebut, Ketua Umum MKA LAMR, Datuk Seri HR Marjohan Yusuf, menyambut baik dan dengan penuh sukacita. Beliau mengapresiasi prosesi penjemputan yang dilakukan Unilak hingga rencana prosesi tepuk tepung tawar.
"Inilah bentuk nyata pelestarian nilai-nilai adat budaya Melayu yang patut dilestarikan, apalagi dilakukan oleh para akademisi. Tentu saja kami merasa sangat bangga," ujar Datuk Seri HR Marjohan Yusuf.
Marjohan Yusuf juga menyampaikan rencananya untuk hadir dalam acara pengukuhan guru besar di Unilak. Beliau berharap agar Unilak terus berkomitmen dalam melestarikan dan menjaga nilai-nilai budaya Melayu di masa depan.
"Insyaallah, LAMR akan hadir membersamai helat pengukuhan guru besar di Unilak nantinya. Semoga Unilak semakin jaya dan melahirkan generasi bangsa yang berilmu, berdaya saing, dan berbudaya," tutupnya.
(Mediacenter Riau/MC Riau)