BKKBN: Diperlukan Peran Semua Pihak Atasi Stunting
JAKARTA - Direktur Pelaporan dan Statistik (Laptik) Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Lina Widyastuti memaparkan bahwa 8.689.824 keluarga beresiko stunting pada tahun 2024 berdasarkan data Keluarga Resiko Stunting (KRS).
Lina menerangkan, dari data KRS sebagai data operasional dalam pensasaran intervensi spesifik dan sensitif yang dikumpulkan melalui pendataan keluarga dan pemutakhirannya pada tahun 2024, tercatat dari 42.990.996 target keluarga.
Terdiri dari pasangan usia subur sebanyak 39.387.357, ibu hamil berjumlah 784.633, punya anak 0-23 bulan 3.564.378, punya anak 24-59 bulan sebanyak 8.801.625.
Oleh karena itu sebut dia, diperlukan peran dari semua pihak untuk mengatasi stunting ini, baik ditingkat pusat maupun daerah.
"Dari data tersebut teridentifikasi 8,6 juta keluarga berisiko stunting," ujarnya, dalam acara Forum Data Stunting: Konsultasi Publik Indikator Data Keluarga Berisiko Stunting, dikutip dari YouTube BKKBN Official, Selasa (24/12/24).
Direktur Laptik BKKBN ini menambahkan, faktor penapisan keluarga beresiko stunting ini karena faktor jamban tidak layak 3,7 juta lebih, air minum tidak layak 1,9 juta lebih, pasangan usai subur tidak menggunakan KB modern sebanyak 4,2 juta lebih, dan lainnya.
"Keluarga sasaran dari KRS memenuhi salah satu faktor penapisan itu," ujarnya.
Lina optimis jika semua pihak bergandengan tangan dan saling bekerja sama dalam penurunan stunting, maka hal tersebut dapat dilakukan.
Dia menyebutkan, berdasarkan usaha dan kerja kerasnya bersama dari jumlah keluarga berisiko stunting tahun 2023 sebanyak 11.896.367, turun menjadi 8.682.170 ditahun 2024.
Dimana tahun 2024 sebanyak 1.736.096 keluarga KRS baru jika keluarga sasaran pada tahun 2023 tercatat tidak KRS atau belum menjadi sasaran, selanjutnya pada verval KRS tahun 2024 menjadi KRS.
Selanjutnya, 6.946.074 keluarga KRS lama tahun 2023, hal ini jika keluarga sasaran pada tahun 2023 sebagai KRS, selanjutnya pada verval KRS tahun 2024 masih menjadi KRS.
Tahun 2024 ini 4.019.917 keluarga sudah lulus atau sudah tidak KRS, yakni jika keluarga sasaran pada tahun 2023 sebagai KRS, selanjutnya pada verval KRS tahun 2024 sudah tidak menjadi KRS.
"Kementerian/lembaga, pemerintah daerah, bersinergi untuk melakukan intervensi terhadap penurunan stunting ini," tutupnya.
(Mediacenter Riau/ip)