Sulap Lahan Kosong Jadi Kebun Buah, Kelompok Tani Siak Untung Rp200 Juta dari Panen Semangka
PEKANBARU - Keberhasilan kelompok tani Maju Bersama dalam memanfaatkan lahan kosong dengan budidaya buah semangka membuahkan hasil yang maksimal.
Mereka akhirnya berhasil memetik buah manis panen perdana di kebun semangka seluas 4 hektare yang berlokasi di depan Kantor Bupati Siak, Kecamatan Mempura.
Ketua kelompok tani Maju Bersama, Wangsa, mengungkapkan bahwa lahan yang digunakan untuk menanam semangka ini merupakan lahan pinjaman dari pemerintah daerah.
Lahan tersebut sebelumnya tidak dimanfaatkan dan dikelola oleh kelompok tani ini secara mandiri.
Mereka memutuskan untuk menanam semangka karena tanaman ini memiliki masa panen yang relatif singkat, yaitu hanya 55 hari sejak masa tanam.
"Lahan ini seluas sekitar 4 hektar, dan kami mengelolanya secara mandiri. Kami memilih menanam semangka karena pertumbuhannya cepat, sehingga bisa segera dipanen. Ini merupakan panen perdana kami di sini," jelas Wangsa dikutip Rabu (2/10/2024).
Dari panen perdana ini, Wangsa memperkirakan bahwa kelompoknya dapat menghasilkan sekitar 50 ton semangka.
Jika kondisi cuaca dan tanah mendukung, kelompoknya berencana untuk melakukan hingga 6 kali panen dalam setahun dengan hasil total mencapai sekitar 300 ton.
"Dengan waktu panen selama 55 hari, kami memperkirakan bisa panen hingga 6 kali dalam setahun. Jadi, mungkin totalnya sekitar 300 ton dalam satu tahun," tambah Wangsa.
Semangka yang ditanam oleh kelompok Maju Bersama merupakan jenis semangka non-biji dengan merek Amara, yang merupakan hasil persilangan dengan varietas Inul Inden.
Wangsa juga memperkirakan bahwa keuntungan dari panen ini dapat mencapai Rp150 juta hingga Rp200 juta, tergantung harga jual yang saat ini berkisar Rp5.000 per kilogram.
"Panen ini diharapkan dapat memberikan keuntungan hingga Rp200 juta, tergantung harga pasar. Semangka-semaknga ini sudah kami pasarkan ke berbagai daerah, termasuk Medan, Batam, Pekanbaru, dan bahkan ke pasar induk di Jakarta," lanjut Wangsa.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa lahan kosong bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.
Wangsa berharap, ke depan, pemerintah daerah dapat memberikan lebih banyak lahan yang bisa dikelola oleh kelompok tani, sehingga dampak positifnya bisa dirasakan oleh lebih banyak petani.
"Lahan kosong bisa dimanfaatkan seperti ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Kami berharap ada lebih banyak lahan dari pemda yang bisa dimanfaatkan oleh kelompok tani," tutup Wangsa.
Untuk diketahui, lahan yang digunakan oleh kelompok tani Maju Bersama ini disewa dari pemerintah daerah dengan biaya sewa sebesar Rp6 juta untuk jangka waktu tiga tahun. Kesepakatan ini memungkinkan kelompok tani untuk terus mengelola lahan dan merencanakan budidaya selanjutnya.
Meski baru terbentuk selama satu tahun, kelompok tani Maju Bersama telah aktif mengelola beberapa lahan di daerah lain, seperti di Buatan, Dayun, dan Sungai Betung. Dengan semangat yang kuat dan kerja keras, mereka optimistis akan terus mengembangkan budidaya tanaman lainnya di masa mendatang.
(Mediacenter Riau/bts)