![Ras Asia Rentan Terkena Hipertensi, dr. Eka Harmeiwaty Imbau Masyarakat Cukup Konsumsi Garam Satu Sendok Teh](https://mediacenter.riau.go.id/foto_berita/medium/ras-asia-rentan-terkena-hipertensi.jpg)
Ras Asia Rentan Terkena Hipertensi, dr. Eka Harmeiwaty Imbau Masyarakat Cukup Konsumsi Garam Satu Sendok Teh
PEKANBARU- Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Eka Harmeiwaty, mengatakan ras Asia lebih rentan terkena penyakit hipertensi dibandingkan ras lain di dunia.
Adapun penyebab orang Asia lebih berpotensi besar terkena penyakit darah tinggi, sebut dr. Eka, sebab lebih cenderung sensitif dengan garam. Ini karena adanya budaya makan yang telah terbentuk sejak dulu yang tidak bisa lepas dari makanan-makanan yang rasanya asin.
"Ras Asia sangat sensitif dengan garam. Ini menjadi risiko tertinggi hipertensi," ujar dr. Eka dalam acara Kemencast, yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemenkes RI, Selasa (28/5/24).
Diinformasikan dr. Eka, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) milik Kementerian Kesehatan yang dirilis pada tahun 2018, prevalensi penderita hipertensi di Indonesia telah mencapai 34,1 persen.
"Dinegara-negara maju angka hipertensi sudah mulai turun. Mungkin mereka sudah mulai sadar, dan kemudian fasilitas kesehatannya juga lebih awar, " imbuhnya.
Ia juga mengaku bahwa organisasi yang dipimpinnya juga ikut membantu pemerintah utntuk menekan hipertensi supaya tidak terjadi komplikasi.
Agar hal tersebut tidak terjadi, dr. Eka mengimbau agar masyarakat Indonesia mulai mengurangi untuk mengkonsumsi garam.
Hipertensi bisa dicegah dengan mengatur pola makan sehari-hari. Dimulai dari membatasi konsumsi gula kurang dari 50 gram per hari atau kurang dari empat sendok makan per hari. Kemudian, batasi konsumsi garam menjadi kurang dari 5 gram per hari atau satu sendok teh per hari.
"Saya mengimbau untuk mulai mengurangi garam. Minimum mengkonsumsi garam untuk hidup sehat mencegah hipertensi sebanyak satu sendok teh per hari, " ujarnya.
Hipertensi bisa menyerang siapa saja. Untuk itu, dr. Eka mengingatkan agar masyarakat Indonesia selalu menerapkan pola hidup sehat.
"Hampir 90 persen hipertensi disebabkan oleh faktor genetik, lalu yang kedua karena pola hidup kurang sehat, " pungkas dr. Eka.
(Mediacenter Riau/nv)