Agrowisata Mentayan Bengkalis, Sajikan 240 hektar Lanskap Persawahan
BENGKALIS - Sektor pariwisata mulai bangkit di Bengkalis, Riau. Hal ini dibuktikan hadirnya agrowisata di Desa Mentayan. Wisatawan yang melancong ke destinasi ini bisa menikmati hamparan persawahan seluas 240 hektar.
Ramah senyum warga di desa ini selalu hadir ketika wisatawan datang. Sepuluh pondok kayu beratap daun rumbio berjejer rapih di tepian sawah, siap untuk tempat melepas penat wisatawan sembari menikmati suasana perdesaan.
Sejumlah amenitas spot foto instagramable tersedia di agrowisata ini. Berlatar belakang lanskap persawahan sejauh mata memandang. Menjadi daya pikat wisatawan yang datang di Mentayan.
Agrowisata ini baru saja diresmikan Gubernur Riau, Syamsuar bersama istri Misnarni. Juga dihadiri Bupati Bengkalis, Kasmarni serta wakilnya Bagus Santoso. Ditandai dengan penguntingan pita dan pemotongan tumpeng, pada Senin (6/9/2021).
Gubernur Riau mengatakan, hadirnya Agrowisata Mentayan diharapkan bisa menjadi pemantik kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Riau.
"Semoga hadirnya agrowisata ini bisa mendorong para pelaku wisata dan industri kreatif, untuk dapat menjadikan desa wisata mampu berkembang dalam menopang perekonomian. Sehingga bisa bangkit kembali dari dampak pandemi COVID-19," kata Syamsuar.
Kepala Desa Mentayan, Jalaluddin menuturkan, gagasan agrowisata di desanya itu, dibesut sejak tahun 2020 lalu. Sejumlah wisatawan sudah acap kali berkunjung. Ada yang datang ketika proses menanam padi dan adapula datang ketika waktu menjelang panen.
"Ide peresmian agrowisata ini mendadak. Karena pak Gubernur dan Ibu Bupati hari ini melakukan kunjungan kerja di desa kami, maka sekaligus diajak meresmikan agrowisata ini.
Jalaluddin menjelaskan, bahwa Surat Keputusan (SK) tentang Desa Wisata Mentayan telah diterbitkan Bupati pada tahun 2021 ini. Kemudian, pengelolaannya akan dilaksanakan oleh BumDes.
"SK Desa Wisata telah diterbitkan oleh Bupati Bengkalis, Ibu Misnarni. Bersamaan dengan SK 20 Desa Wisata lainnya. Kemudian, di desa kami pengelolaan desa wisata akan dilaksanakan oleh BumDes," ujar Jalaluddin.
Dengan hadirnya agrowisata ini, ia berharap dapat meningkatkan ekonomi warga dan pelaku UMKM bisa bertambah. Sehingga mampu memberikan semangat kepada petani, serta menghasilkan pendapatan asli desa semaksimal mungkin.
"Kita akan gerakan Badan usaha milik Desa (BumDes) melalui unit wisata. Dibantu melalui penyertaan modal dari dana desa," tukasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata provinsi Riau, Roni Rakhmat menuturkan, saat ini Riau memiliki 1.859 desa/kelurahan. Dari jumlah ini, sebanyak 121 desa telah dicanangkan sebagai desa wisata dengan kategori alam, budaya, ekonomi kreatif, buatan, dan dengan produk wisata atraksi, edukasi, kuliner dan lainnya.
"Program desa wisata terus tumbuh sebagai pariwisata alternatif. Diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif bagi pengembangan dan kesejahteraan masyarakat terutama di masa pandemi COVID-19," harap Roni.
Ia berharap, kesejahteraan masyarakat akan tercapai dan pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan daerah akan terwujud.
"Sebagaimana diketahui, sektor pariwisata merupakan program prioritas Gubernur Riau guna mewujudkan Pariwisata Riau yang berdaya saing," tandasnya