Produksi Singkong CV Sejahtera Farm di Lahan BKD Riau Capai 35 Ton per Hektar
PEKANBARU - CV. Sejahtera Farm melaksanakan panen raya singkong di lahan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Riau, di Kubang Raya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Kegiatan ini juga dihadiri Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nasution, pada Kamis (21/9/2023).
Turut hadir pada acara panen raya tersebut, mahasiswa baru (Maba) dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska Riau) dan Universitas Islam Riau (UIR).
Direktur CV. Sejahtera Farm, MB Sinaga menyampaikan, bahwa pihaknya memanen singkong pada lahan seluas 4 hektare, hasilnya bisa mencapai 140 ton. Dari satu hektar lahan di kawasan tersebut sedikitnya bisa ditanam 5.000 batang ubi singkong.
"Satu batang singkong dapat menghasilkan 7 kilogram singkong. Artinya 1 hektar lahan dapat menghasilkan 35 ton singkong. Jadi totalnya dari 4 hektar lahan bisa mencapai 140 ton. Saat ini, singkong memiliki harga jual Rp2000 per kilogramnya," ucapnya.
Sementara itu, Wagubri Edy Natar berharap, momentum panen raya singkong CV. Sejahtera Farm dapat menumbuhkan rasa cinta Maba Fakultas Pertanian untuk bertani. Menurutnya, bertani tidak harus berlumpur dan bekeringat menyangkul.
"Hilangkan pula pemikiran bahwa bertani itu, kita harus berlumpur. Seakan-akan kita harus berkeringat menyangkul, inilah yang harus dipahami dengan baik, sehingga kalian bangga dengan Fakultas Pertanian. Yakinlah jika kalian telaten, dalam waktu 2 tahun kalian menemukan nikmatnya bertani, maka yakinlah, kalian tidak ingin lagi mencari pekerjaan yang lain," imbuhnya.
"Harapan saya momentum ini bisa menumbuhkan kecintaan adik-adik dengan bertani. Kembali saya ingatkan bertani bukan tentang pekerjaan bertetes keringat di kubangan lumpur, akan tetapi tentang ketika kita bisa berinovasi. Apa yang dapat kita lakukan dengan lahan yang ada, kira-kira apa yang bisa di efektifkan, itulah cara berfikir yang benar," tandasnya.
Di lokasi itu, Wagubri Edy Natar juga memberikan motivasi kepada mahasiswa, bahwa dengan memanfaatkan disiplin ilmu pertanian yang dipelajari, maka dapat memberikan efek yang besar.
"Dengan ilmu yang akan kalian pelajari ditambah menggali pengalaman dari orang maka dapat menggarap lahan pertanian sendiri," ucap Wagubri kepada mahasiswa pertanian yang hadir.
Kemudian, Mantan Danrem 031/WB itu menceritakan kebun durian dan kelengkeng miliknya yang digarapnya saat pandemi Covid-19. Wagubri membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi para mahasiswa itu untuk menjadikan kebun miliknya sebagai objek pembelajaran. Sehingga, pesan yang dia sampaikan itu, bukan sekadar perkataan belaka. Namun, sudah direalisasikan dan dapat dibuktikan.
"Saat Covid-19 saya menanam durian dan kelengkeng dilahan kurang dari 1 hektare, tanah di lahan itu adalah tanah gambut ekstrem. Namun, dengan keadaan tanah seperti itu bukan menjadi hal yang mustahil untuk tetap menanam. Saat ini terdapat 53 batang pohon durian dengan 11 varietas dan 50 batang pohon kelengkeng," terangnya.
Artinya, kata Wagubri, jika bertani dilakukan dengan kesungguhan dan ditambah dengan disiplin ilmu pertanian yang baik, semua itu dapat diupayakan. "Oleh karena itu jika adik-adik [mahasiswa] ingin belajar di sana, saya persilahkan," Wagubri menuturkan.
(Mediacenter Riau/Alw)