
Rumah Yatim Ibadurrahman Riau Raih Juara 1 untuk LKS Teladan 2023
PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Sosial Provinsi Riau melakukan seleksi dan penilaian terhadap panti teladan untuk melihat kinerja dan upaya dari Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang ada di Provinsi Riau ini.
Penilaian ini dilakukan dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial anak disabilitas ataupun lansia terdaftar dibawah panti asuhan. Penilaian tersebut, juga berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Riau KPTS:6823/VIII/2023 tentang penetapan Lembaga Kesejahteraan Sosial Teladan 2023 dan penyerahan penghargaan untuk LKS teladan Provinsi Riau 2023.
Dari 95 LKS yang ada di Provinsi Riau, ada tiga LKS yang masuk sebagai kandidat pada penilaian yaitu, LKSA Purna Kasih dari Indragiri Hilir meraih juara 3, LKSA Al-Munawaroh dari Dumai meraih juara 2. Lalu, LKSA Ibadurrahman dari Bengkalis meraih juara satu untuk LKS Teladan Provinsi Riau 2023. Penyerahan penghargaan untuk LKS teladan Provinsi Riau 2023 tersebut berlangsung di Hotel Bono Pekanbaru, Senin (18/9/2023).
Ketua LKSA Rumah Yatim Ibadurrahman asal Duri Kabupaten Bengkalis, Rahma Nelly (47) yang merauh juara 1 mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Riau yang telah mengapresiasi kinerja dan upaya yang pihaknya lakukan dalam peningkatan kesejahteraan sosial anak disabilitas ataupun lansia terdaftar dibawah panti asuhan.
"Alhamdulillah, tentunya kami sangat senang atas apresiasi yang diberikan Pemprov kepada kami. Namun, kita tidak boleh cepat berpuas diri, kedepannya kami akan terus memberikan kinerja yang terbaik agar kesejahteraan sosial anak disabilitas ataupun lansia mampu berjalan dengan sebaik-baiknya," ucap Rahma Nelly.
Ia menjelaskan, awal mula penyerahan penghargaan ini terjadi itu, dalam beberapa tahun ini Pemprov Riau melakukan seleksi panti teladan dimulai dari kabupaten, dari kabupaten diseleksi terpilih 3 kandidat calon se Provinsi Riau. Kemudian, ada tim verifikasi yang mendatangi masing masing kandidat untuk mengumumkan hasil dari seleksi tersebut.
"Setelah kita pelajari apa itu Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak [LKSA], di mana yang masuk kedalamnya anak yang tidak sejahtera secara sosial bukan dari ekonomi. Jika dari ekonomi anak itu, anak itu tinggal bersama keluarganya karena tempat tinggal yang utama bagi anak itu adalah keluarga inti," jelasnya.
"Jika tidak ada ibu bapak, maka anak itu harus tinggal bersama paman, bibi atau keluarga lainnya. Sebab, panti adalah tempat terakhir bagi anak, makanya diberikan nama Lembaga Kesejahteraan Anak," tambah Rahma.
Ia juga menceritakan usai ia terpilih menjadi ketua LKSA Rumah Yatim Ibadurrahman asal Duri Kabupaten Bengkalis merasa tertantang untuk bisa memberikan upaya yang terbaik dalam peningkatan kesejahteraan sosial anak disabilitas ataupun lansia terdaftar dibawah panti asuhan.
"Setelah saya menjadi ketua, saya menjadi tertantang dan banyak belajar. Saya juga ingin berterima kasih kepada ketua Forum Panti Kampar yang pertama kali mengajak saya untuk andil pada bimtek akreditasi LKS, dari situ saya mulai memahami fungsi LKSA, hal yang harus kita kerjakan dan sebagainya," ungkapnya.
"Kita berprinsip anak yang tidak sejahtera itu secara sosial, jadi tidak secara sangan pangan saja tidak sejahtera. Jadi dipanti itu kita tidak hanya memerhatikan makan, sekolahnya saja, tapi juga kejiwaannya, permasalahan sosial yang dihadapi mereka," ujar Rahma Nelly.
Selain itu, menurutnya, sebagai orang tua para anak panti asuhan ini tidak hanya sekedar tau permasalahan anak saja, tapi juga harus berupaya membantu memecahkan masalah tersebut, dimana hal ini terus pihaknya pelajari lebih dalam
"Namun, yang menjadi permasalahan, setelah visit akreditasi dan visit teladan kita masih kekurangan sarana dan prasarana, kita menginginkan panti teladan itu anak anak secara psikis sehat, jika ia sakit fisik diobati begitupun sakit mental juga dia memerlukan keterampilan maka kita berikan keterampilan," katanya.
"Saya mohon dukungan dari provinsi kabupaten kota, NGO yang ada di Duri dan Bengkalis pada umumnya untuk mendukung kami terutama untuk pengadaan sarana dan prasarana," pinta Rahma Nelly.
Sebab, ia merasa jika anak panti itu sakit secara sosial tentunya akan ada tenaga untuk menyembuhkannya. Kemudian, untuk mengasah keterampilan atau skill dari anak-anak ini pihaknya ingin pemerintah baik provinsi maupun kabupaten kota untuk membantu penyediaan labor yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
"Kita berharap dengan begitu saat ia masuk sakit maka keluar dari panti ia bisa sembuh secara kejiwaan, ekonomi dan dari segi manapun. Karena masalah apapun yang berasal dari masyarakat kita itu dari ekonomi dan pendidikan," harapnya.
(Mediacenter Riau/nb)