Gubri Imbau Salat Berjemaah Di Masjid Ditiadakan, Termasuk Salat Jumat Dan Ceramah
PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar mengimbau kepada tokoh agama, masyarakat dan adat beragama Islam di Provinsi Riau untuk sementara waktu mentiadakan salat berjemaah di masjid, termasuk salat Jumat dan ceramah.
Imbauan disampaikan Gubri untuk menghindari keramaian di rumah ibadah, dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus Corona (Covid-19) di Provinsi Riau.
Gubri mengharapkan dalam stuasi dan kondisi saat (darurat virus Corona) tidak ada masyarakat muslim di Riau yang salat berjemaah di masjid. Namun azan di masjid tetap dikumandangkan setiap masuk waktu salat.
"Tadi Sekjen MUI Riau menyampaikan sepakat kepada kami, di masjid itu ada orang salat di sana, tapi tidak berjemaah lagi. Yang berjemaah itu paling-paling iman dan bilal. Dan masjid tetap melaksanakan azan," kata
Gubri usai menggelar pertemuan dengan para tokoh agama, adat dan masyarakat Riau di Gedung Daerah Pekanbaru, Selasa (24/3/2020).
Begitu juga untuk salat Jumat, Gubri mengimbau kepada masyarakat untuk sementara waktu dapat melaksakan salat Jumat di rumah.
"Imbauan saya kalau bisa Jumat kedepan mungkin salat di rumah saja," pinta Datuk Seri Setia Amanah Masyarakat Adat Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau ini.
Tak hanya itu, mantan Bupati Siak juga meminta ceramah di masjid dan mushala untuk sementara waktu dihentikan.
"Kemudian ceramah-ceramah yang sudah terjadwal diberbagai masjid dan musalah, kalau bisa diberhentikan dulu," pintanya.
"Begitu juga ibadah di Gereja, Vihara dan Pura, para tokoh sudah sepakat tidak melibatkan jemaah banyak," sambungnya.
Disamping itu, Gubri menyampaikan tujuan pihaknya mengundang para tokoh agama baik Islam, Kristen, Hindu dan Budha, serta tokoh adat dan masyarakat agar mereka bisa membantu pemerintah meningkatkan kesadaran masyarakat, bahwa kebijakan yang dilakukan pemerintah menyikapi merebaknya virus Corona inu untuk keselamatan masyatakat itu sendiri.
"Karena tujuan pemerintah membuat semua ini untuk memelihara kesehatan sekaligus menjaga keselamatan masyarakat," ucapnya.
"Tadi saya sampaikan jangan positif satu Covid-19 di Riau ini dianggap sedikit, karena ada ribuan orang di Riau ODP yang diantaranya datang dari Malaysia. Dan pasien PDP yang dirawat di rumah sakit sebagaian besar memiliki riwayat perjalanan dari Malaysia," tambahnya.
Menurutnya, jika Orang Dengan Pemantauan (ODP) dan Pasien Dengan Pemeriksaan (PDP) di Riau ini dilakukna rapit test (tes cepat) Covid-19, maka akan ketahuan terinfeksi atau tidak.
"Makanya saya katakan kasus Covid-19 di Riau ini tidak sederhana, karena itu kami harapkan dukungan dari tokoh agama, masyarakat dan adat agar mereka bisa menyampaikan kepada jamaah dan masyarakat. Karena ini semua dalam dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus Corona," tutupnya. (MCR/amn)