
Mendikdasmen: Pendidikan Memberi Bekal untuk Menjawab Tantangan Masa Depan
JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan bahwa pendidikan memberikan bekal untuk menjawab tantangan masa depan bangsa ini.
Untuk itu kata dia, perlu dipastikan setiap anak Indonesia memperoleh pendidikan yang berkualitas, agar mampu beradaptasi dengan dinamika perubahan dunia.
"Pendidikan memiliki dua dimensi yang saling terkait, yang berkaitan dengan konservasi yang mewariskan nilai mulia yang kita miliki sebagai bangsa Indonesia, dan progresif dimana kita terus bergerak maju ke depan dengan menjawab tantangan dan berbagai permasalahan dengan optimistik dengan bekal pengetahuan yang kita miliki," ucapnya melalui YouTube Kemendikdasmen, Selasa (29/4/25).
Mendikdasmen Abdul Mu’ti melanjutkan, berdasarkan data lebih dari 30 persen penduduk Indonesia berada pada usia PAUD hingga pendidikan menengah.
Untuk itu kata dia, kualitas pendidikan di usia PAUD hingga pendidikan menengah sangat menentukan kualitas Indonesia di masa depan.
"Mereka wajah bangsa kita di masa depan, karena merekalah yang akan memimpin bangsa ini, makanya pendidikan yang berkualitas perlu dipersiapkan," ujarnya.
Selanjutnya Abdul Mu’ti menjelaskan bagaimana gambaran kondisi pendidikan Indonesia secara umum. Terang dia, angka partisipasi sekolah secara umum yang makin mendekati universal meskipun perlu peningkatan di beberapa daerah.
Lanjutnya, angka partisipasi sekolah nasional usia 5 sampai 6 tahun sebesar 74,15 persen, usia 7 sampai 12 tahun sebesar 99,19 persen, usia 13 sampai 15 tahun 96,17 persen, dan usia 16 sampai 18 tahun sebesar 74,64 persen.
Meskipun demikian terangnya, kualitas hasil belajar masih menjadi tantangan utama pendidikan di Indonesia saat ini. Pesalnya, 75 persen anak usia 15 tahun di Indonesia memiliki kemampuan membaca di bawah standar. Artinya mereka kesulitan memahami gagasan utama dari sebuah teks panjang.
"Kemudian 82 persen anak usia 15 tahun di Indonesia memiliki kemampuan matematika di bawah standar, artinya mereka kesulitan memahami aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari," ucapnya.
Mendikdasmen mengungkapkan, kesenjangan kualitas hasil belajar antar wilayah juga menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama.
Untuk itu, menurut Abdul Mu’ti perlu intervensi lebih untuk mengatasi ketertinggalan dan kesenjangan kualitas hasil berlajar, terutama di sebagian besar Indonesia Timur.
"Pemerintah daerah memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di masing-masing wilayahnya. Itulah tantangan yang harus kita jawab," tutupnya.
(Mediacenter Riau/ip)