
Kapolda Riau: Polisi Harus Berani Dikritik, Duduk Lebih Rendah dari Masyarakat!
Pekanbaru - Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mengingatkan kepada seluruh anak buahnya untuk berbenah diri. Dia menyebut seorang polisi harus berani dikritik sebagai pelayan masyarakat.
Jenderal bintang 2 yang pernah bertugas di Densus 88 Anti Teror itu menyampaikan Polda Riau harus ambil bagian dalam menyukseskan semua upaya pemerintah.
Upaya itu untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan beradab, sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Herry mengatakan hal itu merupakan poin pertama Commander Wish Kapolda Riau kepada jajaran pejabat utama Polda Riau, seluruh Kapolres dan perwira menengah di Polda Riau, yang dibacakannya pada Rabu (19/3).
Poin kedua, kata Herry, anggota Polda Riau harus mulai mau untuk memperbaiki diri, berani dikritik, dan peka terhadap tuntutan masyarakat. Selanjutnya yang ketiga, seluruh anggota harus memperbaiki kualitas pelayanan publik di Polda Riau.
"Saya ingatkan, dan ini akan saya sampaikan terus menerus. Kita duduk harus lebih rendah dari masyarakat, dan berdiri lebih rendah dari masyarakat, karena kita adalah masyarakat," tegasnya.
Untuk poin keempat, Herry meminta agar anggota menguatkan hak asasi manusia, moral baik, dan etika lingkungan kita bersama.
Menurut Irjen Herry, keamanan bukan hanya tentang ketertiban. Keamanan sejati adalah keamanan yang lahir dari keadilan dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).
"Sebagai aparat penegak hukum, kita memiliki kekuatan, tetapi kekuatan itu harus dijalankan dengan kebijaksanaan. Kekuasaan yang tidak dikendalikan oleh etika dan moralitas hanya akan melahirkan ketakutan, bukan rasa aman," jelasnya.
Karena itu, Herry menekankan bahwa setiap tindakan anggota kepolisian harus selalu berlandaskan pada penghormatan terhadap hak-hak warga negara.
Herry ingin memastikan Polda Riau menjadi contoh dalam menjalankan policing yang humanis, pendekatan yang tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga merangkul masyarakat.
Dia juga meminta kepada seluruh jajaran Polda Riau agar setiap penegakan hukum menghindari tindakan represif yang tidak perlu.
Bahkan, dalam setiap interaksi dengan masyarakat, Herry meminta anak buahnya untuk menjadi pelindung, bukan ancaman. Lalu dalam setiap pengambilan keputusan, utamakan keadilan, bukan sekadar prosedur.
"Polda Riau harus menjadi institusi yang dihormati karena integritasnya, bukan ditakuti karena kekuasaannya. Oleh karena itu, saya menginstruksikan agar setiap anggota memahami prinsip-prinsip HAM dalam menjalankan tugasnya, dan memastikan bahwa hukum ditegakkan dengan cara yang adil dan bermartabat," jelasnya.
Tak hanya itu, Herry mengingatkan anggotanya, sebagai seorang polisi, kerap kali dihadapkan pada tugas yang berat dan penuh tantangan. Namun, di balik setiap patroli yang dijalani, setiap laporan yang ditangani, dan setiap interaksi polisi dengan masyarakat, terdapat makna intrinsik dari tugas sebagai insan Bhayangkara.
"Makna itu bukan sekadar menjalankan kewajiban, bukan sekadar mematuhi perintah, tetapi lebih dari itu, ini adalah soal pengabdian dan integritas. Polisi bukan hanya simbol keamanan, tetapi juga wajah keadilan, harapan bagi setiap pencari keadilan, dan benteng bagi mereka yang membutuhkan perlindungan," katanya.
(Mediacenter Riau/asn)