
Wagubri Edy Natar: Allah Memberikan Apa yang Hambanya Butuhkan
PEKANBARU - Sebagian manusia kerap berasumsi tidak semua permintaan doa kapada Allah SWT tidak terpenuhi. Keadaan tersebut acap kali menjadi alasan, bahwa Sang Pencipta tidak memberikan perhatiannya kepada para hambanya.
"Allah berfirman "berdo'alah kepadaku, niscahya akan aku kabulkan" kata-kata niscahya ini terjemahan ditafsir itu artinya pasti, berati ketika kita berdo'a pasti akan Allah kabulkan. Hanya persoalannya ketika kita berdo'a kita menggunakan bahasa keinginan, sementara Allah memenuhi apa yang kita inginkan itu berdasarkan kebutuhan," ucap Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nastion dalam Gerakan Salat Subuh Berjemaah (GSSB) Provinsi Riau ke-149 di Pekanbaru, Sabtu (23/9/2023).
"Inilah yang terkadang menciptakan persepsi bahwa doa kita tidak dikabulkan, jika Allah buka dibalik itu baru kita sadar bahwa apa yang ada hari ini, itulah yang sebetulnya kita butuhkan," imbuhnya.
Mantan Danrem 031/WB itu menyampaikan sebuah kisah, suatu ketika terdapat burung pipit yang senantiasa bertasbih kepada Allah. Namun, tidak terdengar lagi tasbih dari burung pipit itu, sehingga menimbulkan pertanyaan bagi malaikat.
"Malaikat bertanya pada Allah, ya rabb kenapa burung pipit ini belakangan ini tidak pernah lagi bertasbih kepada engkau. Lalu Allah sampaikan, sebentar lagi engkau akan tahu jawabannya, karena dia akan mengadu kepadaku dan dia tidak memiliki tempat mengadu yang lain," katanya.
Singkat cerita, ucapnya, burung pipit itu berada di ranting pohong. Para malaikat menunggu apa yang aka disampaikan burung pipit. Burung pipit itu tidak menyampaikan apapaun, dan Allah berkata pada burung pipit, sampaikanlah apa yang ingin engkau sampaikan dan apa yang membuat dadamu sesak.
Lalu diceritakan, burung pipit protes kepada Allah karena keadaan sarangnya yang telah musnah disebabkan angin kencang, sehingga burung itu tidak memiliki sarang sebagai rumahnya.
"Allah katakan, saat itu aku melihat engkau terlelap dan aku melihat ada seekor ular yang datang yang siap untuk menerkammu. Itulah sebabnya Aku datangkan angin kencang hingga kau terbangun dan bisa selamat. Medengar hal tersebut burung pipit itu menangis karena terharu. Ya rabb begitu mulianya engkau sehingga aku bisa diselamatkan," ujarnya.
Melalui cerita tersebut, Wagubri Edy ingin menyampaikan pesan kepada para jemaah untuk tetap bersyukur atas keadaan yag dikehendaki Allah saat ini. Karena, kata dia, manusia tidak menyadari kondisi yang dikehendaki oleh Allah tersebut adalah keadaan terbaik yang dibutuhkan masing-masing hamba dalam hidupnya saat itu.
"Kita mungkin berharap dan menginginkan sesuatu dari Allah, namun dari kacamata kita seakan-akan keinginan itu belum terpenuhi, padahal jika Allah buka dibalik itu mungkin kita aka berubah. Oleh karena itu dalam GSSB ini kita saling mengingatkan saling berinteraksi antara satu dan yang lain. Intinya tentang kita mensyukuri nikmat Allah, sehingga saat tiba ajal kita nanti, kita berada dalam kondisi sebaiknya dihidup ini," tandasnya.
Selain mengajak masyarakat meramaikan masjid, Wagubri Edy melalui GSSB senantiasa mengingatkan para jemaah untuk meningkatkan takwa melalui tausiyahnya. Selain itu, ia juga kerap menyampaikan pesan-pesan persatuan dan persaudaraan dikalangan masyarakat.
(Mediacenter Riau/Alw)