Pelepasan Ekspor Akhir Tahun 2021, Mendag: Ekonomi Nasional Mulai Pulih
PEKANBARU - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, dengan pelepasan ekspor akhir tahun ini menunjukkan bahwa ekonomi nasional mulai pulih. Menurutnya hal ini harus tetap dijaga secara serius agar perekonomian Indonesia terus bangkit dan tumbuh.
“Pelepasan ekspor ini merupakan kolaborasi dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para pelaku usaha guna mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta tingkatkan kinerja ekspor nasional," ujar Menteri Perdagangan, Lutfi dalam Pelepasan Ekspor Akhir Tahun 2021 secara virtual, Kamis (23/12/2021).
Ia berharap pelepasan ekspor ini dapat memotivasi pelaku usaha untuk terus mempertahankan dan memperluas pasar ekspornya agar dapat membantu percepatan ekonomi masyarakat Indonesia.
Lebih lanjut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memaparkan, kinerja ekspor Indonesia sepanjang 2021 memperlihatkan kinerja yang positif. Per November 2021, total nilai ekspor telah menembus 209,16 miliar dollar AS dan menjadi yang tertinggi dalam sejarah.
"Nilai ini melampaui rekor ekspor sepanjang 2011 yang mencapai 203 miliar dollar AS," lanjutnya.
Lutfi mengakui, pihaknya sering bertemu dan berdiskusi dengan eksportir dan memotivasinya untuk berani mengeksplorasi peluang pasar baru di kawasan emerging market dan pasar non tradisional.
"Dengan adanya ketidakpastian di negara pesaing, kita justru dapat memanfaatkan potensi ekspor yang selama ini belum dioptimalkan seperti Afrika, Asia Selatan, Asia Barat, Eropa Timur dan negara- negara di kawasan Oseania,” kata Lutfi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menuturkan, kegiatan pelepasan ekspor akhir tahun 2021 ini merupakan bentuk apresiasi terhadap kinerja para eksportir dan pemerintah daerah yang turut menyokong upaya peningkatan ekspor
"Pelepasan eskpor ini juga bentuk apresiasi atas pemulihan ekonomi nasional sekaligus memotivasi kalangan dunia usaha untuk terus mempertahankan dan memperluas pasar ekspor," tuturnya.
Ekspor serempak kali ini diikuti oleh 278 perusahaan dengan tujuan ekspor ke 58 negara. Sebanyak 54 perusahaan yang berpartisipasi atau sekitar 19 persen merupakan usaha berskala kecil dan menengah (UKM) dengan nilai ekspor 5,56 juta dollar AS atau sekitar Rp 79,7 miliar.
"Dari 58 negara tujuan, 87 persen didominasi ekspor ke pasar tradisional, sementara 13 persen merupakan negara nontradisional," imbuhnya.
Didi menyampaikan bahwa produk-produk yang dikirim UKM diantaranya adalah produk perikanan dan kelautan, furnitur, kerajinan tangan, produk dekorasi rumah, makanan olahan, rempah-rempah, serta tekstil dan produk tekstil.
"Sekitar 81 persen atau 224 perusahaan berkategori non UKM dengan total ekspor mencapai 2,43 miliar dollar AS atau setara Rp 34,9 triliun," kata Didi.
Ia melanjutkan, ragam produk yang dikirim perusahaan non UKM antara lain batu bara, otomotif, minyak sawit dan turunannya, produk perikanan dan kelautan.
"Ada juga tekstil dan produk tekstil, produk kimia, sepeda dan bagiannya, karet dan produk karet, dan makanan minuman olahan," tutupnya.
(Mediacenter Riau/nb)