
Dari Akar Tuba ke Bom Ikan: UAS Soroti Kerusakan Lingkungan Akibat Keserakahan Manusia
Kampar - Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid dan Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan turut menghadiri Malam Bakti Religi dan Peduli Lingkungan yang diselenggarakan di Camping Ground Kampung Tongah, Desa Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri pada Rabu (18/6). Acara ini merupakan bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia sekaligus menyambut Hari Bhayangkara ke-79.
Malam Bakti Religi ini dibuka dengan pembacaan puisi oleh Kapolda Riau yang dilanjutkan dengan pembacaan puisi dari seniman Remon dan alunan lagu berjudul "Angin Malam" yang dibawakan oleh Prof. Tomi Awe, menambah suasana reflektif sepanjang acara.
Acara ini juga dihadiri ratusan warga setempat ini juga dimeriahkan oleh kehadiran Wakapolda Riau Brigjen Pol Jossy Kusumo, para Bupati/Wali Kota se-Riau, serta tokoh-tokoh inspiratif seperti Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Rocky Gerung.
Ustadz Abdul Somad dalam tausiyahnya menekankan bahwa lingkungan bukanlah warisan, melainkan amanah yang harus dijaga.
"Ini bukan sekedar simbol, ini bukti bahwa kita serius menjaga amanah. Menanam pohon itu perintah agama, bukan sekadar himbauan undang-undang," tegas UAS, menjelaskan bahwa menjaga lingkungan adalah bagian integral dari ajaran agama.
Lebih lanjut, UAS menyoroti praktik-praktik merusak lingkungan akibat keserakahan manusia. Ia mencontohkan pergeseran tradisi menangkap ikan yang dulu ramah lingkungan beralih ke metode yang merusak, seperti penggunaan bahan peledak.
"Dulu orang pakai akar tuba, sekarang pakai bom. Semua ikan mati. Anak cucu kita tak lagi makan ikan, malah makan tepung rasa ikan. Ini yang memicu penyakit dan bencana," ujar UAS prihatin.
Suasana semakin syahdu dengan pembacaan puisi kolaborasi Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan dan penyair Nandika Putra, yang menyuarakan kepedihan dan harapan untuk bumi Melayu, menyinggung kerusakan hutan, pencemaran sungai, serta budaya yang mulai terlupakan.
Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menggugah semangat pelestarian budaya dan lingkungan hidup di Tanah Melayu. Ia menegaskan pentingnya menjaga bumi sebagai amanah.
"Wahai anak Melayu, jika kau cinta tanah ini, maka cintailah angin, jagalah sungai-sungai, rawatlah hutan. Karena di situlah nenek moyangmu menitipkan hidup, bukan sekedar warisan, tapi amanah," kata Kapolda saat membacakan puisi.
Sebelum acara puncak, komitmen terhadap kelestarian lingkungan juga ditunjukkan melalui aksi nyata. Polda Riau bersama masyarakat melakukan penanaman pohon dan penebaran bibit ikan di perairan sekitar, sebagai simbol kepedulian bersama dalam menjaga ekosistem.
Kapolda Riau juga menyampaikan bahwa ia berkolaborasi dengan penyair Nandika Putra untuk menciptakan puisi yang dibacakan pada malam itu. Puisi tersebut menjadi refleksi atas kondisi lingkungan dan budaya Melayu saat ini, dengan harapan dapat membangkitkan kesadaran kolektif.
Kegiatan ditutup dengan renungan malam yang dipimpin oleh Ustadz Kurtubi, dilanjutkan dengan doa bersama. UAS mengajak seluruh peserta untuk merekam dan membagikan momen acara ini agar pesan-pesan kebaikan dapat tersebar luas, bahkan mengundang untuk menonton ulang di "Channel Ustadz Abdul Somad Official."
(Mediacenter Riau/hb)