PEKANBARU - Hari raya Iduladha menjadi momentum umat manusia untuk meningkatkan ketaqwaaan kepada Allah SWT dan rasa saling berbagi kepada sesama umat. Hal itu bisa di laksanakan satu diantaranya seperti melalui berqurban.

Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nasution mengatakan pada dasarnya qurban hukumnya wajib bagi yang mampu. Namun sesungguhnya, jika setiap umat sudah memilki niat untuk melaksanakan ibadah ini maka yakin orang-orang pasti bisa berqurban.

“ Kalau kita sudah ada niat, pasti kita bisa berqurban. Coba kita bayangkan, orang yang sangat begitu sederhana saja mampu berqurban dan saya rasa kita semua disini pasti bisa juga melakukannya,” katanya.

Hal ini dikatakannya saat melakukan kegiatan gerakan sholat subuh berjamaah yang ke 133 di Masjid Al Bachtiar, Perumahan Mutiara, Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Sabtu (1/7/2023).

Wagubri Edy Natar menceritakan, bahwa beberapa hari yang lalu dirinya melihat ada sebuah kiriman tulisan tentang orang yang menjual hewan qurban. Dalam cerita itu, ada seseorang pembeli kambing qurban yang memiliki penampilan sangat sederhana tetapi mampu mempunyai niat untuk berbagi.

“ Ditulisannya itu si penjual kambing ini berbagi pengalamannya, bahwa pembeli merupakan seorang wanita yang mungkin bisa dibilang ya biasa saja. Jadi wanita tersebut awalnya melihat-melihat kambing saja, setelah itu dia menanyakan harganya,” ujar Wagubri.

“Wanita itu menanyakan satu kambing berapa harganya, dan si penjual ini katakan satu kambing itu 1.700.000 . Kemudian wanita ini meminta kurang harganya hingga 1.500.000 . Dalam keadaan bingung, si penjual pun akhirnya memberikan dengan harga yang diminta si pembeli,” lanjut Wagubri.

Diungkapkan Mantan Danrem 031/WB, pada tulisan tersebut si penjual pun mengantarkan kambing itu ke rumah si pembeli. Sampai disana si penjual kambing ini kaget melihat keadaan rumah dari wanita itu. Karena, kondisi rumahnya bisa dibilang tidak layak. Tetapi satu hal yang dikagumi oleh penjual yaitu wanita tersebut mau melaksanakan ibadah qurban.

Sehingga, dari kisah tersebut menurut Wagubri Edy Natar, dapat menjadi sebuah insiprasi untuk setiap umat yang ingin melakukan qurban.

“ Maka dari sini lah kita belajar, pengalaman tersebut dapat memberikan insiprasi kepada kita. Ada suatu hal yang saya liat dari pengalaman tersebut, pertama tentang berjihad dengan harta dan kedua itulah yang lebih baik dilakukan oleh manusia. Karena ini merupakan sebuah nikmat yang di berikan Allah dan belum tentu semua orang mendapatkannya,” ungkapnya.

Selain itu, Ketua GSSB Riau, Zulhusni Domo menjelaskan setiap manusia adalah Ibrahim dan setiap Ibrahim punya Ismail. Yang dimana artinya saat ini Ismail itu bisa merupakan hartamu, bisa jadi jabatan mu, atau mungkin gelar yang kita miliki.

“ Zaman sekarang ini kita semua ini merupakan Ibrahim dan setiap Ibrahim mempunyai Ismail. Ya tentu saja artinya itu Ismail nya kita itu berbentuk harta, bisa jabatan, bahkan gelar yang kita miliki,” jelasnya.

Dirinya menerangkan, seperti diketahui bagaimana kisah Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk mengurbankan anak yang dicintainya. Namun pada hakikatnya, Ibrahim bukan diperintahkan untuk membunuh Ismail. Melainkan, hanya diminta untuk membunuh rasa kepemilikan terhadap Ismail. Karena pemilik yang sesusungguhnya adalah Allah lah sang maha pemilik yang sebenarnya.

“ Begitu banyak pelajaran yang dapat kita peroleh dari kisah ini. Manusia sering kali lupa, mereka berpikir semua hal yang didapatnya di dunia ini adalah hasil dari usahanya sendiri seutuhnya. Hingga banyak yang memiliki rasa kepemilikan yang berlebihan bahkan menggenggamnya begitu erat seakan dia hidup selamanya bersama yang dimilikinya tersebut,” terangnya.

“ Padahal semua yang dimiliki manusia seperti harta benda dan kekuasaan. Itu merupakan milik Alllah. Dan kita jangan pernah sekali-kali merendahkan dan menghina orang lain dengan harta, jabatan, atau gelar. Karena di hadapan Allah hanya ketakwaan kita yang diterima." pungkasnya.