PEKANBARU - Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Riau, M. Job Kurniawan menghimbau kepada Sekolah Menengah agar dapat menyisipkan materi mengenai ekonomi syariah pada kurikulum atau silabus belajar siswa.

Asisten II menjelaskan bahwa, pada tahun 2022 lalu, Bank Indonesia mencatat indeks literasi Indonesia baru mencapai 23,3 pesen. Hal ini menunjukkan bahwa literasi dan mengenai ekonomi dan keuangan syariah masih rendah.

“Ini merupakan tantangan bagi kita semua bagaimana indeks literasi ini dapat menjadi lebih baik dan meningkat setiap tahunnya,” kata Job Kurniawan saat mewakili Gubernur Riau pada kegiatan Literasi Buku Pendidikan Anak Usia Dini dan Training of Trainer (ToT) Guru Pelopor Ekonomi Syariah di Menara Dang Merdu BRK Syariah. Rabu, (21/6/2023).

Dijelaskannya bahwa, kegiatan ToT Guru Pelopor Ekonomi Syariah diadakan guna meningkatkan kapasitas dan kompetensi guru pendidikan agama dalam bidang ekonomi syariah.

Sehingga nantinya guru - guru yang mengikuti kegiatan ToT ini dapat menyisipkan beberapa materi ekonomi syariah yang telah dipelajari dalam pembelajaran sekolah.

“Kami titipkan agar pelajaran ekonomi stariah ini dapat disisip saja tidak menjadi kurikulum baru. Sebagai mana Dinas Pendidikan menyisipkan pelajaran mengenai narkoba ditiga mata pelajaran seperti pancasila, keagamaan dan pendidikan jasmani,” terang Job Kurniawan.

Kemudian ia juga menuturkan, hal ini guna meningkatkan akses peserta didik terhadap ilmu ekonomi syariah dan pembentukan budaya dan praktek ekonomi syariah di Sekolah.

“Oleh sebab itu melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memaksimalkan penyebaran informasi terkini mengenai perkembangan ekonomi dan keuangan syariah bagi masyarakat,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu dibagikan pula piagam penghargaan kepada empat sekolah pelopor syariah di Riau yaitu SMAN 4 Pekanbaru, SMAN 10 Pekanbaru, SMKN 1 Pekanbaru, dan SMKN 6 Pekanbaru.

“Kita harus saling bantu dan saling menguatkan. Mudah - mudahan kebersamaan ini terus berlanjut sampai ekonomi syariah ini menjadi besar,” tutup Asisten II.