PEKANBARU - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menyampaikan bahwa saat ini inflasi di Indonesia cukup stabil dan untuk negara di dunia inflasi di Indonesia cukup terkendali. 

Tito Karnavian mengungkapkan, inflasi di Indonesia dari tahun ke tahun (YoY), artinya bulan Mei 2023 dibandingkan Mei 2022 mengalami penurunan. 

Dimana secara YoY dari 4,33 persen (Mei 2022) turun ke angka 4 persen (Mei 2023). Kemudian dari bulan ke bulan (MoM) pada April 2023 naik ke 0,33 persen dan bulan Mei turun menjadi 0,9 persen. 

"Inflasi terkendali adalah tanggung jawab moral pemerintah kepada masyarakat. Karena dengan harga barang dan jasa yang terjangkau, artinya terjadi keterjangkauan harga dan kesediaan yang cukup untuk barang dan jasa terutama makanan minuman dan lain-lain yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat, maka akan tercipta ketertiban di masyarakat," ujarnya dalam Rakornas pengendalian inflasi, Selasa (6/6/23). 

Selanjutnya Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini menerangkan, jika memang saat ini terjadi penurunan inflasi di Indonesia. 

Pudji Ismartini menambahkan, angka inflasi Mei 2023 secara bulan lebih rendah dari Bulan April 2023. Terangnya, dari bulan April 2023 lalu sebesar 0,33 turun menjadi 0,09 pada bulan Mei 2023 ini. 

Dia menerangkan, penyumbang inflasi terbesar di bulan Mei ini adalah kelompok makanan, minum dan tembakau, sebesar 0,48 persen, dengan andilnya cukup tinggi yaitu 0,13 persen terhadap inflasi di Indonesia. 

Namun sebutnya, kenapa inflasi di Indonesia tidak terlalu tinggi meskipun kelompok makanan minuman dan tembakau ini terjadi inflasi, itu karena diredam atau adanya deflasi pada kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki dan juga deflasi pada kelompok transportasi. 

"Jadi kenapa inflasi makanan minuman ini cukup tinggi tetapi inflasi bulan ke bulannya tidak terlalu tinggi, karena ada deflasi untuk kelompok pakaian dan alas kaki dan juga kelompok transportasi," jelasnya.