JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada minggu pertama Mei 2025 terdapat 10 provinsi yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) dam 28 provinsi yang mengalami penurunan IPH dibandingkan bulan sebelumnya. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, menyebutkan jika komoditas penyumbang andil kenaikan IPH di 10 provinsi yang mengalami perubahan kenaikan IPH didominasi oleh cabai merah dan cabai rawit. 

"Adapun 10 provinsi yang mengalami kenaikan IPH yakni Papua Tengah, Maluku, Maluku Utara, Papua, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Papua Barat Daya dan Kepulauan Riau," ujarnya, dalam rakor pengendalian inflasi, dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin (5/5/25). 

Pudji Ismartini melanjutkan, secara nasional, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH pada minggu pertama Mei 2025 lebih sedikit dibandingkan dengan kabupaten/kota yang mengalami penurunan IPH. 

Dia melanjutkan, penyumbang kenaikan IPH di Provinsi Papua Tengah yaitu cabai rawit, cabai merah, dan mie keriting. Untuk di Provinsi Maluku, didominasi oleh cabai rawit, cabai merah, dan tahu merah. 

Kemudian untuk di Provinsi Maluku Utara dan Papua juga didominasi oleh Cabai Rawit dan Cabai Merah. Provinsi Nusa Tenggara Timur, cabai rawit, cabai merah dan bawang merah.

Sedangkan penyumbang kenaikan IPH di Provinsi Sulawesi Utara yakni cabai rawit, cabai merah, telur ayam ras. Di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh daging ayam ras, daging sapi, dan pisang.

"Penyumbang kenaikan IPH di Gorontalo yaitu cabai merah cabai rawit beras, tahu mentah, minyak goreng. Di Papua Barat Daya, yaitu bawang merah, cabai rawit, bawang putih dan Kepulauan Riau yakni cabai merah, udang basah, dan pisang," terangnya. 

Pudji Ismartini mengungkapkan, kabupaten/kota dengan kenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatera terdapat di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan dengan nilai IPH 3,22 persen, komoditas penyumbang cabai merah, bawang merah, dan beras. 

Sedangkan untuk komoditas penyumbang andil kenaikan IPH terbesar di 10 wilayah di Pulau Sumatera didominasi oleh cabai merah. 

"Kenaikan IPH di Pulau Jawa hanya terjadi di Kabupaten Probolinggo dengan nilai perubahan IPH 0,55 persen. Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH di wilayah tersebut disebabkan oleh beras dan daging sapi," ujarnya. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS menambahkan, kabupaten/kota dengan kenaikan IPH tertinggi di luar Pulau Jawa dan Sumatera terjadi di Kabupaten Panial Provinsi Papua Tengah dengan nilai perubahan IPH 7,19 persen. 

"Komoditas penyumbang kenaikan IPH terbesar si daerah luar Pulau Sumatera dan Jawa didominasi oleh cabai merah dan cabai rawit," tuturnya. 

Pudji Ismartini berharap adanya intervensi dari pemerintah daerah bagaimana menekan kenaikan IPH, sehingga harga bahan pokok bisa stabil.