Inflasi Riau Rendah, Ini Harapan Pj Gubri Rahman Hadi
PEKANBARU - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mengatakan bahwa pada bulan November 2024, Provinsi Riau terjadi inflasi m-to-m sebesar 0,43 persen, inflasi y-on-y sebesar 0,87 persen dan inflasi y-to-d sebesar 0,62 persen.
Hal itu diungkapkan saat menyampaikan rilis berita resmi statistik dengan tema Inflasi, Nilai Tukar Petani (NTP), Pariwisata dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Ruang Aula Lantai 3 BPS Provinsi Riau, Senin (2/12/2024).
"Provinsi Riau terjadi inflasi m-to-m sebesar 0,43 persen, inflasi y-on-y 0,87 persen dan inflasi y-to-d 0,62 persen," kata Asep Riyadi.
Kepala BPS Provinsi Riau menyampaikan bahwa penyumbang utama inflasi Provinsi Riau bulan November 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,29 persen.
"Sedangkan komoditas penyumbang utama inflasi antara lain bawang merah, tomat, emas perhiasan, sigaret kretek mesin (SKM), minyak goreng, ikan serai, ayam hidup, tarif rumah sakit, angkutan udara, dan sigaret kretek tangan (SKT)," imbuhnya.
Secara rinci Asep Riyadi menjelaskan, adapun penyumbang utama inflasi Provinsi Riau bulan November 2024 secara y-on-y adalah Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,55 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan.
Lanjutnya, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, dengan andil 0,27 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah nasi dengan lauk. Kemudahan kelompok transportasi dengan andil 0,14 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah mobil.
Pj Gubernur Riau Rahman Hadi saat diwawancarai mengatakan bahwa inflasi normal berada pada 1,5 persen. Namun Riau berada pada kisaran 0,87. Artinya inflasi Riau cukup rendah.
"Inflasi rendah mencerminkan bahwa arah trend menjadi deflasi. Kalau deflasi kasian kita dengan para produsen atau petani sebab produksi tinggi harga rendah sementara kebutuhan tetap," ujarnya.
"Kita berharap kedepannya angka inflasi masih berada kisaran 1,5 persen sampai dengan 2,5 persen sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga dan inflasi di Provinsi Riau terkendali," pungkasnya.
(Mediacenter Riau/sam)