PEKANBARU - Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para atlet. Atlet membutuhkan energi yang cukup untuk berlatih dan menjaga stamina demi mendapatkan performa yang terbaik.

Puasa menuntut pembatasan asupan makanan dan minuman, serta pembagian waktu yang berbeda dibandingkan saat tidak berpuasa. Untuk itu, agar kondisi atlet tetap bugar dan bisa menjalani ibadah puasa dengan tetap latihan, KONI Riau menyarankan agar tidak memporsir latihan atlet 100 persen selama bulan puasa.

Kabid Kesehatan dan Gizi KONI Riau, dr Nuzelly Husnedi mengatakan, semua pelatih harus mengatur jadwal latihan atletnya selama bulan Ramadan. Tentunya semua pelatih punya ilmu masing-masing bagaimana atlet bisa tetap bugar dan bisa latihan selama bulan Ramadan meskipun tengah berpuasa.

"Yang penting adalah jangan latihan sampai dengan waktu berbuka puasa, minimal setengah jam sebelum berbuka puasa itu sudah harus beristirahat dan atlet tidak boleh dipaksa latihan 100 persen di bulan Ramadan ini," ujar dr Nuzelly Husnedi pada Selasa (19/3).

Lebih lanjut dikatakannya, apalagi saat ini masanya atlet menjalani Training Center (TC) mandiri, dan harusnya semua pelatih sudah memprogram dengan caranya masing-masing dan sesuai dengan spesifik olahraganya untuk persiapan pada PON Aceh-Sumut 2024 nantinya.

"Tentunya kami berharap agar semua pelatih menjalankan TC mandiri sampai dengan nanti kapan ada dilaksanakan TC penuh. Yang terpenting adalah makanan atlet cukup, tidak kurang, begitu juga dengan gizi dan proteinnya. Yang terpenting adalah atlet tidak boleh dipaksa latihan 100 persen di bulan Ramadan ini," pungkasnya. (mc riau/IKN).