PEKANBARU - Tenaga pengajar diminta untuk mengemas materi pembelajaran sejarah baik di Sekolah maupun Perguruan Tinggi secara kreatif dan inovatif

Hal tersebut disampaikan oleh Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau, Zulkifli Syukur pada kegiatan Olimpiade Sejarah (OASE) ke - XII SMP, SMA, Mahasiswa dan Guru tingkat nasional tahun 2024 di Universitas Riau. Senin, (19/2/2024).

“Kita semua harus mewujudkan transformasi belajar yang lebih inovatif dengan memanfaatkan teknologi. Sehingga berpengaruh dalam upaya penguatan karakter bagi peserta didik,” ujarnya.

Menurutnya, saat mendengar kata sejarah, yang terlintas dipikiran kebanyakan orang adalah materi pembelajan yang monoton dan membosankan. Oleh karenanya, stigma ini harus pelan-pelan diubah.

“Harus ada inovasi yang kita buat, sehingga anak didik kita senang menerima ilmu yang kita berikan itu. Tidak monoton, tidak hanya materi berupa tulisan saja, mungkin bisa dalam bentuk video sejarah yang menarik,” kata Zulkifli.

Di era semakin marak terjadinya penyimpangan perilaku dan moral generasi muda akibat pengaruh globalisasi. Pelajaran sejarah dipandang dapat menjadi leading sector dalam membentuk pendidikan karakter para generasi muda Indonesia.

Salah satunya melalui nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung dalam pelajaran sejarah. Seperti membangkitkan, mengembangkan, memelihara semangat kebangsaan, dan menyadarka generasi muda akan cita-cita nasional.

“Tantangan ini harus kita hadapi dengan penyikapan yang bijak, serta memerlukan pengembangan karakter anak melalui nilai-nilai kepahlawanan,” tutup Asisten I.