PEKANBARU- Wakil Rektor I UMRI Wirdati Irma, menegaskan bahwa Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU) bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian integral dari kurikulum.

“MKWU berfungsi membentuk lulusan yang berkarakter kuat dan memiliki ketangguhan dalam menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya, saat Forum Group Discussion (FGD) dalam rangka merevisi kurikulum Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU), Rabu (18/6/2025).

Ia menjelaskan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, terdapat empat mata kuliah wajib dalam kurikulum nasional, yaitu Pendidikan Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. MKWU, menurutnya, memiliki potensi besar dalam pengembangan soft skills, seperti berpikir kritis, komunikasi efektif, dan kemampuan bekerja sama. Selain itu, MKWU juga meningkatkan wawasan kebangsaan serta pemahaman terhadap keberagaman agama, budaya, dan suku bangsa di Indonesia.

“MKWU adalah bagian dari persiapan mahasiswa menghadapi tantangan global. Dengan penguasaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, mahasiswa akan memiliki daya saing yang lebih tinggi,” tambahnya.

Ia juga menekankan pentingnya penanaman nilai-nilai luhur bangsa, seperti kejujuran, integritas, dan semangat antikorupsi dalam MKWU. Selain itu, keseimbangan antara MKWU dan mata kuliah program studi juga harus diperhatikan agar tidak saling membebani. Ia pun mengajak seluruh peserta untuk aktif berdiskusi dan berkontribusi merumuskan kurikulum yang ideal.

Sementara itu, Ketua BPH UMRI, Prof Nazir menyoroti pentingnya peran kurikulum dalam menentukan kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi. Ia menyampaikan bahwa saat ini terdapat 20 SKS MKWU yang diberlakukan, terdiri dari mata kuliah yang diatur oleh undang-undang, ketentuan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), serta kebijakan internal universitas.

“Mata kuliah wajib tidak boleh diabaikan. Justru perlu mendapat perhatian, khususnya pada mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), agar mahasiswa memiliki pemahaman yang mendalam dan karakter Islami,” tegasnya.

Ia berharap melalui kurikulum yang tepat, Umri dapat mencetak lulusan yang memiliki akidah yang kuat, ibadah yang benar, akhlak mulia, dan kepribadian yang nasionalis. Pendidikan yang baik, menurutnya, harus mampu membentuk mahasiswa yang sehat secara jasmani dan rohani serta unggul dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Kemudian, Ketua Tim Revisi Kurikulum UMRI Risnal Diansyah, menyampaikan bahwa MKWU bukanlah mata kuliah pelarian, melainkan justru menjadi penciri utama lulusan Umri.

“Dalam proses akreditasi, sering muncul masukan bahwa kurikulum universitas belum sepenuhnya sinkron dengan kurikulum asosiasi di tingkat program studi. Harapannya, MKWU ini bukan menjadi beban, tapi menjadi penguat identitas universitas,” ujarnya.

Ia juga menyoroti anggapan keliru selama ini bahwa mata kuliah umum adalah sekadar pengulangan atau penyegar, padahal MKWU seharusnya menjadi sarana utama pembentukan karakter mahasiswa.

Lebih lanjut, Risnal menjelaskan bahwa penyusunan MKWU harus tetap merujuk pada visi UMRI sebagai kampus yang bermarwah dan bermartabat. Dalam FGD ini, pembahasan dibagi ke dalam empat sesi, yakni: (1) mata kuliah berdasarkan peraturan perundang-undangan; (2) mata kuliah penciri Umri; (3) evaluasi mata kuliah MKWU yang saat ini berjalan; dan (4) usulan penambahan mata kuliah baru.