PEKANBARU - Meski pandemi COVID-19, persentase realisasi pendapatan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau tahun 2021 tinggi atau mencapai 94,54 persen. 

Realisasi itu sesuai data yang dirilis Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) per tanggal 17 Desember 2021, saat rapat koordinasi pembahasan simpanan kas daerah secara virtual. 

Realisasi pendapatan Riau 94,54 persen tersebut masuk 10 besar nasional dari 34 provinsi seluruh Indonesia. Dimana realisasi pendapatan Riau berada di posisi delapan. 

"Iya realisasi pendapatan kita sampai 17 Desember 94,54 persen. Itu data sesuai yang dihimpun Kemendagri pada 16 Desember oleh Kemendagri," kata Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Riau, Syahrial Abdi usia mendampingi Gubernur dan Sekda Riau rakoordinasi pembahasan simpanan kas daerah secara virtual. Di RCC Menara Lancang Kuning, Kantor Gubernur Riau, Rabu (22/12/2021). 

Lebih lanjut Syahrial Abdi menjelaskan, kondisi realisasi pendapatan Pemprov Riau sampai 21 Desember 2021, dimana secara keseluruhan sudah mencapai 94,98 persen. 

"Alhamdulillah sampai kemarin per tanggal 21 Desember pendapatan kita sudah naik lagi menjadi 94,98 persen atau Rp8,714 triliun dari target pendapatan di tahun anggaran 2021 sebesar Rp9,13 triliun," terang mantan Penjabat Bupati Bengkalis ini.

Syahrial Abdi merincikan, realisasi pendapatan sebesar Rp8,714 triliun itu terdiri dari realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari pajak daerah, retribusi, pengelolaan devisa dan pendapatan lain sebesar 90,98 persen atau Rp3,652 triliun dari target Rp4,014 triliun.

"Kemudian, untuk pendapatan transfer, dana perimbangan, yang isinya itu ada dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil sumber daya alam, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK), dari target Rp5,133 triliun, tercapai Rp5,023 triliun atau 97,84 persen," tutupnya.