JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan bahwa ekonomi Indonesia pada triwulan pertama atau kuartal 1 tahun 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 4,87 persen, sehingga atas dasar harga berlaku ekonomi Indonesia pada triwulan 1 sebesar Rp5.665,9 trilun secara nominal. 

Dia menyebutkan ekonomi Indonesia yang 4,87 persen tidak kontraksi, artinya aktivitas ekonomi masih terus terjadi di sepanjang kuartal pertama. 

"Kalau kita bandingkan sejak COVID-19 tahun 2020, ekonomi Indonesia pulih di 2021 dan terus meningkat dan terlihat relatif stabil dikisaran 5 persen," katanya, dalam rakor percepatan realisasi APBD 2025, disiarkan melalui YouTube Ditjen Bina Keungan Daerah, Kamis (8/5/25). 

Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan, pertumbuhan ekonomi yang baik ini disebabkan karena hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada Triwulan I 2026) 5 secara YoY. 

Kepala BPS juga menuturkan, lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi yakni industri pengolahan, perdagangan, pertanian dan konstruksi menunjukkan pertumbuhan positif. 

Kata dia, industri pengolahan tumbuh sebesar 4,55 persen, kemudian sektor perdagangan tumbuh 5,03 persen, pertanian tumbuh 10,52 persen, dan konstruksi tumbuh 2,8 persen. 

"Industri pertanian tumbuh didukung oleh panen raya tanam padi dan jagung. Jasa lainnya ditopang oleh meningkatnya jumlah perjalanan wisatawan nusantara dan kunjungan wisatawan mancanegara, serta jasa perusahaan didorong oleh peningkatan aktivitas persewaan dan agen perjalanan wisata," ujar dia. 

Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan, lapangan usaha pertanian Kehutanan dan Perikanan pada triwulan I 2025 tumbuh 10, 52 persen secara years on years, ini merupakan pertumbuhan tertinggi dan yang tercatat sejak tahun 2020.

Kata dia, pertanian tumbuh didorong oleh adanya panen raya dan peningkatan permintaan domestik, tanaman pangan tumbuh 42,62 persen ditopang oleh panen raya dan peningkatan produksi padi dan jagung.

"Sedangkan peternakan tumbuh 8,83 persen sejalan dengan peningkatan permintaan domestik daging dan telur saat Ramadan dan Idul Fitri," ujarnya. 

Kepala BPS melanjutkan, industri pengolahan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Yaitu industri pengolahan tumbuh 4,55% persen pada triwulan I 2025, lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2024.

Lanjutnya, pada triwulan I 2025 beberapa industri mencatatkan pertumbuhan tinggi secara YoY, seperti industri logam dasar tumbuh 14,47 persen, industri furniture tumbuh 9,86 persen.

"Industri pengolahan lainnya seperti jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan tumbuh tumbuh 7,54 persen, serta industri kulit barang dari kulit dan alas kaki tumbuh 6,95 persen," ucapnya. 

Amalia Adininggar Widyasanti menerangkan, konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) merupakan komponen dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi pada triwulan I 2025 dengan total kontribusi sebesar 82,56 persen.

Kemudian konsumsi rumah tangga dan ekspor mengalami pertumbuhan tinggi. Ekspor didorong oleh kenaikan nilai ekspor non migas dan kunjungan wisatawan mancanegara. Sementara peningkatan konsumsi rumah tangga didorong oleh pergeseran momen Ramadan dan Idul Fitri. 

"Disisi lain konsumsi pemerintah terkontraksi 1,38 persen terutama karena triwulan ini tidak ada belanja pemilu yang menjadi mendorong pertumbuhan konsumsi pemerintah di triwulan I 2024," tutupnya.