SIAK - Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid menekankan pentingnya pendataan ulang seluruh potensi yang dimiliki dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau. Mulai dari peralatan, kekuatan personel, hingga wilayah rawan Karhutla didata kembali, dengan opsi rekayasa cuaca disiapkan sebagai langkah antisipasi.

Hal ini disampaikan Gubri usai mengikuti malam api unggun Jambore Karhutla 2025 di Taman Hutan Raya Minas, Siak, Riau, Pada Sabtu (26/4/2025).

"Setelah ini, yang akan kita lakukan kedepan adalah mendata embung, berbagai peralatan, personel dilapangan, potensi kebakaran hutan yang tiap tahun terjadi," ujar Gubri.

Ia juga menyoroti antisipasi seperti rekayasa cuaca yang juga penting dipersiapkan sebagai opsi jika kondisi mendesak. Upaya tersebut termasuk penyemaian awan dengan tabur garam untuk mendorong turunnya hujan di kawasan rawan kebakaran.

"Termasuk jika mendesak nantinya akan dilakukan tabur garam untuk merekayasa cuaca," jelasnya.

Lebih lanjut, kata Gubri, mengingat musim kemarau diperkirakan akan datang lebih awal, yakni mulai Mei dengan puncaknya pada Juli hingga Agustus, maka, diperlukan kesiapsiagaan dan upaya mitigasi sedini mungkin. "Untuk itu, sinergi semua pihak dalam menjaga kelestarian lingkungan dan hutan menjadi sangat penting untuk mencegah potensi bencana," jelasnya.

Melalui kolaborasi dan semangat generasi muda, Pemerintah Provinsi Riau optimis dapat menekan angka kejadian Karhutla di tahun-tahun mendatang. Gubri berharap, dengan kerja sama semua pihak, Riau dapat terus mempertahankan kelestarian lingkungannya.

"Kita berkumpul pada Jambore Karhutla ini hari ini bukan hanya sekadar berkumpul. Ada adik-adik pramuka, Forkopimda Riau, serta bupati dan wali kota se-Riau juga hadir untuk menyatukan visi apa yang dicita-citakan agar Riau bebas asap, bebas Karhutla. Maka dari itu, ini adalah komitmen kita, dengan terus menjaga alam, kita terus bisa juga melanjutkan kehidupan di masa-masa depan," tandasnya.