PEKANBARU - Asisten II Setdaprov Riau, Evarefita menyampaikan, bahwa saat ini masih terdapat sejumlah tantangan dalam meningkatkan ekonomi di Provinsi Riau, seperti halnya potensi wabah COVID-19 gelombang ketiga dan masih rendahnya jumlah turunan CPO sawit di daerah tersebut. 

"Selain itu, juga masih rendahnya literasi berkenaan digital dan inklusi ekonomi di Provinsi Riau ini," katanya saat mengikuti acara pertemuan tahunan Bank Indonesia Tahun 2021 yang berlangsung di Hotel Pangeran Pekanbaru, Rabu (24/11/2021). 

Adapun untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, terdapat berbagai langkah strategis yang dapat ditempuh bersama yaitu mendorong hilirisasi berbagai komoditas Riau dan meningkatkan inklusi ekonomi.

Selanjutnya, Evarefita juga menuturkan terkait dengan produksi lokal ke pasar global perlu ditingkatkan melalui pelaksanaan terhadap program kemitraan sebagai mana yang di atur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Riau Nomor 77 Tahun 2020.

"Serta melanjutkan implementasi digitalisasi dalam pengelolaan keuangan daerah juga memperkuat infrastruktur dasar pendukung perekonomian," tuturnya.

Selain itu, pihaknya mengungkapkan dukungan terhadap infrastruktur juga diperlukan sebagai daya tarik investor untuk menanamkan modalnya dan mendukung digitalisasi di masyarakat luas. Serta penguatan juga diperlukan pada infrastruktur jalan, listrik, air, pelabuhan, kawasan industri hingga jaringan koneksi ke seluruh wilayah Riau.

"Kami sampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia dan kami tetap mengharapkan dukungan baik dalam bentuk masukan - masukan (advisory) maupun program - program pemberdayaan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk mewujudkan Riau Bersatu," tutupnya. 

(Mediacenter Riau/nb).