Rakor Inflasi, Mendagri: Waspada Kenaikan Harga Pangan
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian kembali memimpin rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi yang diselenggarakan rutin setiap minggu bersama pemerintah kabupaten/kota se Indonesia.
Dalam arahannya, Mendagri meminta pemerintah daerah untuk terus waspada terhadap terjadinya peningkatan harga pangan di daerah.
Tito Karnavian menerangkan, pada minggu kedua November 2024 ini, komoditas yang mengalami kenaikan harga yakni bawang merah di 306 daerah kabupaten/kota, bawang putih di 196 daerah kabupaten/kota dan daging ayam ras di 195 daerah kabupaten kota.
Sedangkan minggu ketiga November 2024, komoditas mengalami kenaikan yakni bawang merah di 318 daerah kabupaten/kota, bawang putih di 214 daerah kabupaten/kota.
Kemudian, minyak goreng di 206 daerah kabupaten/kota, daging ayam ras di 194 kabupaten/kota, serta telur ayam ras di 105 kabupaten/kota.
"Perlu menjadi atensi kenaikan harga pangan pokok ini," ujar dia, Senin (25/11/24).
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa di Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini menambahkan, pada minggu ketiga November 2024 secara nasional terdapat jumlah kabupaten kota yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) dibandingkan yang mengalami penurunan IPH.
Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS ini mengungkapkan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH terus bertambah dari minggu sebelumnya.
"Sementara yang mengalami penurunan terus mengalami pengurangan," kata dia.
Pudji Ismartini menuturkan, adapun 10 provinsi yang mengalami kenaikan IPH terjadi di Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Lalu Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Sumba Barat Kabupaten Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Jembarana Provinsi Bali.
"Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh, Kota Payakumbuh Provinsi Sumatera Barat," lanjut Pudji Ismartini.
Terakhir dia menyebutkan, kabupaten/kota dengan penurunan IPH tertinggi terjadi di Kabupaten Supiori Provinsi Papua, Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Provinsi Sulawesi Utara.
Kemudian Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, Kabupaten Buru Provinsi Maluku, Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua Selatan, Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh, Kabupaten Keerom Provinsi Papua, Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu.
"Kenaikan IPH tertinggi di luar pulau Jawa dan Sumatera terjadi di Kabupaten Buton Utara dengan nilai perubahan IPH 4,06 persen. Komoditas penyumbang kenaikan IPH terbesar di 10 wilayah tersebut didominasi oleh daging ayam ras dan bawang merah," tutupnya.
(Mediacenter Riau/ip)